Mengerjakan Banyak Hal dalam Satu Waktu, Inilah 4 Alasan Kenapa Multitasking Gak Selalu Efektif

Dalam menyelesaikan sesuatu, kerap kali kita melakukan banyak hal dalam satu waktu dengan dalih gak punya banyak waktu banyak untuk melakukannya secara bergiliran. Misalnya saja kegiatan di pagi hari seperti sarapan yang dilakukan sambil membaca email, membalas pesan chat, dan diselingi dengan sisiran atau mengaplikasikan skincare di wajah. Meski kelihatannya jadi banyak yang dilakukan, tapi dalam kegiatan sehari-hari, multitasking gak selalu efektif, lho. Berikut ini beberapa alasannya:

1. Multitasking Gak Selalu Membuatmu Produktif

via Unsplash

Mungkin ini agak bertentangan dengan ‘prinsip’ multitasking yang membuatmu jadi bisa melakukan banyak hal. Pada dasarnya kamu memang tidak melakukan banyak hal secara bersamaan. Tapi, kamu melakukan banyak hal dengan peralihan yang cepat. Peralihan yang konstan itu bisa mengganggu karena harus “memindahkan” fokusmu dari satu hal ke hal yang lain. Dilansir dari theeverygirl.com, penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan rata-rata 23 menit 15 detik bagi manusia untuk memfokuskan dirinya kembali pada pekerjaan yang sudah terganggu. Sedangkan jika kamu tidak fokus karena begitu banyaknya peralihan pekerjaan, maka mungkin saja itu bisa menurunkan produktivitas.

2. Multitasking berkemungkinan Menghambat Memori Jangka Pendek

via Unsplash

Pernah kah kamu ingin mencetak dokumen, lalu tiba-tiba ada telfon, dan ketika telfonnya selesai kamu malah tidak jadi mencetak dokumen karena lupa? Nah, jika hal sejenis itu sering terjadi, coba cek kebiasaanmu dalam melakukan multitasking. Menurut penelitian yang dilakukan University of California San Francisco, ditemukan bahwa kebiasaan multitasking dapat berdampak negatif terhadap ingatan jangka pendek, atau lebih spesifiknya terhadap memori yang sering disebut “working memory”. Singkatnya, “working memory” atau memori kerja ini merupakan memori yang memungkinkan kita untuk mengingat hal yang baru diterima atau hal yang harus segera dilakukan. Jika memori kerja kita terganggu, maka itu bisa membuat pekerjaan jadi tidak efisien.

[su_box title=”Editor’s Pick:”]

[/su_box]

3. Multitasking Berkemungkinan Menurunkan Kualitas Pekerjaan

via Unsplash

Salah satu dampak yang mungkin terjadi dari multitasking adalah penurunan kualitas pekerjaan, karena otak kita dipaksa harus berpindah-pindah fokus dalam tempo yang singkat. Dr. Paul Hammerness dan Margaret Moore, penulis Organize Your Mind, Organize Your Life, menemukan bahwa multitasking meningkatkan risiko untuk membuat kesalahan. Sederhananya saja, hal ini biasa terjadi saat kita salah ketik chat jika melakukannya sambil menonton tv atau mengobrol dengan orang lain.

4. Multitasking Dapat Membuatmu Lebih Lelah

via Pexels

Harus mengerjakan beberapa hal sambil tetap membaca email mungkin akan membuatmu jadi lebih lelah dari yang seharusnya. Otak dan matamu jadi bekerja lebih keras. Menurut David Meyer, PhD, seorang profesor psikologi di University of Michigan, multitasking telah terbukti dapat meningkatkan tingkat stres. Bandingkan jika kamu mengerjakan pekerjaan satu persatu dan dengan runut, mungkin kamu akan memberikan ruang bagi otakmu untuk memindahkan ritme fokus dengan lebih teratur.

Meskipun gak mudah untuk menghilangkan kebiasaan multitasking, tapi bukan berarti hal itu gak bisa diubah. Coba saja untuk mengubahnya secara perlahan dengan membuat to-do-list agar semuanya lebih terorganisir tanpa ditumpuk untuk dikerjakan dalam satu waktu.

Nurmarliana

Smile is her favorite magic. If you have one tell her through Instagram @liannurma.

No Comments Yet

Comments are closed