Zaman sekarang melihat seorang perempuan bekerja adalah pemandangan umum yang kita temui sehari-hari. Dari situ, rumah tangga yang diisi seorang istri pekerja pun menjadi wajar untuk dilihat. Meski terlihat normal, namun di balik modernitas tersebut tersimpan sekam yang bisa jadi masalah dalam sebuah rumah tangga, lho. Kira-kira apa, ya? Jawabannya adalah uang, girls. Kondisi di mana pendapatan istri lebih tinggi biasanya akan membuat pasangannya minder, bahkan jadi mudah tersinggung.
Padahal, jika kesenjangan jumlah penghasilan pasangan suami istri bisa ditolerir dan gak dipermasalahkan, hal itu bisa menjadi keuntungan yang patut disyukuri, nih. Sayangnya budaya Indonesia yang cenderung patriarki, membuat fenomena ini menjadi isu sensitif yang bisa menyulut masalah dalam keluarga. Nah, sebelum pertengkaran kecil yang gak seharusnya itu muncul, ada beberapa cara bijak untuk menghadapi kondisi seperti ini, nih. Simak, ya!
1. Komunikasikan keuangan secara terbuka, buat rencana keuangan bersama
Jika kamu dan pasanganmu sudah terbiasa melakukan komunikasi terbuka sejak masa pacaran, mestinya kamu dan dia gak akan canggung ketika membicarakan besaran gaji yang kalian terima setelah menikah. Berapapun penghasilan yang kalian dapatkan, cobalah untuk mengomunikasikannya secara jujur dan gak perlu menutupi apapun. Sebab, ketika kalian sudah mulai membangun biduk rumah tangga, visi dan misi yang tadinya berbeda harus didiskusikan agar menjadi padu. Terutama masalah keuangan yang akan merujuk pada bagaimana dan kemana uang yang kalian punya akan dialokasikan, girls.
Kerja sama yang baik antara kamu dan pasanganmu sangat diperlukan ketika membuat anggaran keuangan, untuk memenuhi rencana-rencana yang sudah kalian tentukan. Kamu bisa memulainya dengan membuat gambaran besar tentang apa saja yang kalian butuhkan dan inginkan. Prioritaskan kebutuhan dan tabungan masa depan yang meliputi tabungan kesehatan, pendidikan dan kebutuhan anak, liburan, keperluan lainnya, juga sedekah.
Nah, kalau kamu dan pasangan sudah bisa membuat rencana keuangan bersama, gak akan ada lagi deh, gengsi atau perasaan lebih rendah dari yang lain. Sebab, dengan perencanaan keuangan yang sudah dirinci secara detail, kalian jadi tahu betapa banyaknya kebutuhan yang harus kalian penuhi. Sehingga, berapapun besaran gaji yang kalian terima akan menjadi hal yang patut disyukuri.
Berapapun penghasilan yang kalian dapatkan, cobalah untuk mengomunikasikannya secara jujur dan gak perlu menutupi apapun.
2. Ajak pasanganmu agar gak merasa rendah diri, sebab kini kalian adalah satu tim
Sadarkan pasanganmu bahwa setelah menikah kalian bukan lagi dua pribadi yang hidup secara individu, melainkan satu tim yang harus bekerja sama demi mewujudkan dan memenuhi kebutuhan di masa depan. Apalagi ketika nanti kalian sudah punya anak, yang tentunya keperluan hidup jadi semakin bertambah, tentu itu semua perlu disokong kerjasama yang solid di antara kalian berdua.
Kamu juga harus meminta pasanganmu agar gak perlu rendah diri, girls. Ungkapkan secara terbuka dan terang-terangan. Katakan bahwa hal seperti ini gak perlu dipermasalahkan. Jelaskan juga kepadanya bahwa seberapapun penghasilan yang kalian dapatkan, kamu tetap mencintainya dan menerimanya dalam keadaan apapun.
[su_box title=”Editor’s Pick:”]
- Orang Terdekatmu Mengalami Gangguan Kecemasan? Yuk, Pahami dan Hadapi dengan 6 Cara Ini!
- Yuk, Simak 5 Hal yang Perlu Kamu Tahu untuk Menyeimbangkan Bekerja Keras dan Bekerja Cerdas!
- Punya Cita-cita jadi Perempuan Sukses di Zaman Modern Ini? 3 Poin Ini Perlu Kamu Perhatikan!
- Sering Disepelekan, Ini 6 Etika tentang Hubungan Uang dan Teman yang Penting untuk Diperhatikan
- Asian Games 2018 Telah Berakhir, Tapi 7 Momen Ini Menjadi Pelajaran Berharga untuk Kita!
[/su_box]
3. Membudayakan sikap saling menghargai dan tetap melakukan tanggung jawab masing-masing
Girls, meskipun penghasilan yang kamu terima lebih besar jumlahnya daripada pasanganmu, atau jabatanmu yang lebih tinggi dari jabatannya, bukan berarti pula kedudukanmu berada di atasnya. Jadikan posisi kalian setara agar gak perlu ada yang merasa lebih rendah dari yang lain. Kamu juga harus selalu menghargai kerja keras pasanganmu dan gak mengungkit masalah penghasilan kalian berdua.
Selain itu, kamu dan pasanganmu tetap harus mengerjakan tanggung jawab masing-masing sebagaimana yang ada dalam peran suami dan istri, atau ibu dan ayah jika kalian sudah mempunyai anak. Kemesraan dalam kerja sama ini tentunya akan terus terjalin hingga masa tua tiba, jika kalian bisa terus saling menerima.
4. Bersyukurlah, wahai pria! Sebab, istrimu bisa membantumu mencari nafkah dan tidak merepotkan!
Poin terakhir ini bisa langsung kamu berikan kepada pasanganmu, girls. Dengan kamu bekerja secara mandiri, mestinya pasanganmu wajib bersyukur, sebab kamu akan menjadi istri yang bisa membantunya mencari nafkah dan gak hanya bergantung pada penghasilannya saja. Bayangkan, jika kalian sama-sama bekerja sembari menunggu hadirnya anak, jumlah pendapatan yang kalian terima bisa lebih besar ketimbang hanya satu orang yang bekerja. Artinya, kamu dan pasangan bisa memiliki persiapan yang lebih matang untuk menghadapi kebutuhan rumah tangga yang pastinya semakin lama akan semakin membesar.
Jadi, gak perlu ada lagi deh gengsi atau tingkatan yang memposisikan dirimu dan dirinya menjadi lebih tinggi atau lebih rendah, ya. Komunikasikan segala hal yang berurusan dengan rumah tangga secara terbuka sehingga kalian bisa menemukan solusi yang bisa diterapkan.