Konser John Mayer Jakarta Melepas Rindu Para Cah Cinta Setelah Penantian 17 Tahun

A great big bang and dinosaurs

Fiery raining meteors

It all ends unfortunately

But you’re gonna live forever in me

I’ll guarantee, just wait and see

 

Sama seperti penggalan lirik lagu You’re Gonna Live Forever In Me, sampai sekarang masih tersisa rasa bahagia dan puas setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan mendengarkan petikan gitar handal John Mayer secara langsung di ICE (Indonesia Convention Exhibition) BSD pada hari Jumat, 5 April 2019 lalu. Masih teringat jelas alunan musik dan penampilan John Mayer yang apik di atas panggung, juga tidak lupa akan interaksi dan canda tawanya dengan penonton.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by John Mayer 💎 (@johnmayer) on

Berawal dari bulan Desember 2018 yang lalu, John Mayer melalui Instagram mengumumkan World Tour 2019 yang dimulai dari Australia dan Asia. Kabar baik ini lantas membuat para penggemarnya histeris, terutama bagi fans yang berada di Indonesia karena di poster pengumuman tersebut tertera bahwa John Mayer akan mendatangi Jakarta pada tanggal 5 April 2019. Jujur saja, aku salah satu yang dibuatnya gugup mengetahui kabar ini. Mungkin sama seperti penggemar yang lain, John Mayer telah menemani masa muda melewati lika-liku kehidupan, terlebih tentang romansa. Selang kurang lebih satu bulan, pada 23 Januari 2019, ada informasi tiket yang akan dijual pada 25 Januari 2019.

*Deg*

Saat itu rasanya campur aduk. Di satu sisi, diriku lega akhirnya ada kabar penjualan tiket, namun juga gugup karena hanya diberi jeda waktu 2 hari. Tapi ternyata pada hari-H penjualan tiket itu rasanya lebih nano-nano. Ticketing dimulai pukul 08.00 namun aku sudah standby dari pukul 06.00. Pukul 07.59 aku sudah bolak-balik refresh laman penjualan tiket. Sampai sekitar 15 menit berlalu, aku masih mengalami kesulitan tidak bisa mengaksesnya. Kemudian aku sambil mencari informasi di Twitter, dan ternyata banyak yang mengalami hal serupa. Seorang teman memberikan tips untuk membeli lewat aplikasi di smartphone. Lalu aku bergegas membukanya, dan ternyata bisa! Akhirnya aku berhasil mengamankan 4 tiket untuk diriku dan 3 temanku yang lain. *jungkir balik di kasur* Yes! Aku bisa menemui John Mayer!

 

View this post on Instagram

 

A post shared by John Mayer 💎 (@johnmayer) on

Hari Jumat siang, aku meluncur ke Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD. Enak banget rasanya, setelah padatnya aktivitas bekerja dari hari Senin sampai akhirnya bisa melepas penat dan bertemu dengan rinduku, John Clayton Mayer. Ternyata sedari siang, antrean masuk sudah mengular panjang padahal gate dibuka pukul 16.00. Ini adalah bukti nyata kerinduan penggemar John Mayer yang akhirnya menggelar konser di Indonesia setelah 17 tahun album pertamanya keluar.

Setelah bisa masuk di area tunggu konser, disediakan banyak photobooth John Mayer untuk mengabadikan momen. Meskipun hanya berupa backdrop, namun banyak yang rela mengantre agar bisa mengambil foto. Selain itu, ada beberapa booth yang menjual makanan dan minuman, booth official merchandise yang antreannya juga tidak kalah panjangnya dengan antrean toilet. Hehehe. Ada juga beberapa booth sponsor penyelenggara konser, salah satunya, Bukalapak. Salut juga untuk penyelenggara yang menyediakan spot foto dan booth makanan yang banyak, sehingga antrean bisa terbagi dan membuat pengalaman konser ini semakin nyaman.

We are ready!

Pukul 18.00 pintu venue sudah dibuka dan konser dimulai pukul 20.00. Aku masuk sekitar pukul 19.00 dan bisa merasakan atmosfer yang berbeda. Tidak sabar konser dimulai, aku mulai gelisah berkali-kali melihat ke jam tangan. Aku dan teman-teman menonton dari bagian premium festival, namun kami memilih berdiri di barisan belakang. Masih cukup jelas melihat ke main stage untungnya. Jujur saja, aku tidak mampu berdesakan dengan orang banyak. Daripada pingsan, lebih baik menikmati penampilan gitaris tampan yang berusia 41 tahun ini dari kejauhan. Saat lampu dipadamkan, sontak para penggemar langsung berteriak ke arah panggung menunggu kemunculan John Mayer. Jantungku rasanya berdetak lebih cepat.

John Mayer muncul di panggung dengan penampilan yang sangat kasual mengenakan kaos warna hijau army dan celana jeans, juga tampak bandana yang terselip di saku belakangnya. Here we are, Visvim man! John Mayer ditemani dua gitaris, seorang bassist, seorang drummer dan seorang pemain perkusi, serta keyboardist, dan dua penyanyi latar dengan kemampuan vokal yang tidak diragukan lagi.

Membuka penampilannya dengan Belief, para penggemar menyambut dengan sorak sorai dan tepuk tangan sementara tanpa sadar air mataku mengalir. Aku masih mencoba percaya bahwa semua ini bukan mimpi, aku bisa langsung menikmati bahasa jemari John Mayer di depan mata! Dilanjutkan Helpless dan Love on The Weekend, akhirnya musisi tampan dan humoris ini menyapa para penggemarnya,

 

“Jakarta, how are you?” sambil tersenyum. “Senang rasanya akhirnya bisa bertemu kalian. Aku membaca semua surel-mu,” tambahnya, membuat 10,000 penonton semakin histeris. Bagaimana tidak? 10,000 tiket konser habis sekejap kala itu.

 

Kemudian disusul penampilan lagu Queen of California, Guess I Just Feel Like, Something Like Olivia, Changing dan Clarity. Di tengah penampilannya, John Mayer masih sempat bergurau dengan anggota band dan juga dengan para penggemar. Dia tersenyum dan berkata, “I love you too,” pada seorang fans. Rasanya aku ingin berteriak, “I love you more!”

Sebelum masuk ke lagu berikutnya, Mayer memberikan hint bahwa lagu ini adalah hasil polling yang dia lakukan di Instagram miliknya. “51% penonton memilih lagu ini, aku yakin mereka pasti senang. Dan untuk 49% sisanya akan kecewa.” Lagu tersebut adalah Egde of Desire. Sebagai ‘bocah cinta’ terus terang aku senang sekali lagu ini dibawakan. Ini adalah lagu favoritku di album Battle Studies. Kemudian Mayer melanjutkan aksi Waiting on The World To Change yang disambut para penggemar bernyanyi bersama.

 

Lalu John Mayer dan anggota band-nya beristirahat sekitar lima menit. Aku melihat para penonton ada yang masih tetap di posisinya, ada yang mundur ke belakang, ada juga menjadikan jeda ini untuk mengobrol, dan mungkin sama seperti aku yang memilih duduk di lantai beristirahat walaupun masih mengagumi bahasa jari John Mayer tadi di panggung. Walaupun dikenal sebagai penulis lagu cinta yang memuja wanita, namun tidak disangkal bahwa keahlian bermusik John Mayer sangat baik. Dia pernah berkolaborasi dengan para sesepuh musik blues seperti B.B King, Buddy Guy dan Eric Clapton.

Sekitar pukul 21.30, lampu panggung kembali dinyalakan dan muncul John Mayer seorang diri dengan gitar akustiknya memainkan lagi XO. Wow, XO! Aku tidak mengira lagu ini akan dimainkan karena ini merupakan lagu milik Beyoncé. Kemudian disusul tembang hits dari album Room For Squares seperti Your Body Is A Wonderland dan Neon. Kemudian disusul dengan lagu In You Atmosphere. Sendiri di atas panggung, kami semua tersihir oleh kelihaian Mayer memainkan nada di senar gitarnya.

 

Kemudian anggota band-nya kembali bergabung disusul dengan Vultures, Rosie dan Slow Dancing In A Burning Room, salah satu lagu yang dari awal banyak diminta oleh fans untuk dimainkan. Di sini Mayer menggunakan headband dalam aksinya. Dia memberikan kesempatan penggemar bernyanyi saat lirik, “you’ll be a b*tch because you can,” dan nampaknya orang-orang really meant it saat menyanyikan. Same brothers. Same sisters. *puk-puk*

Di saat jeda pergantian lagu, John Mayer mempersilakan salah satu gitarisnya beraksi dan memberikan warna berbeda pada penampilannya. Saat itu aku teringat seorang teman berucap, “Wah, kita bisa nonton John Mayer sewaktu dia sudah zen living.” Tidak dipungkiri John Mayer sudah mencapai level lain dalam hidup. Bukan cuma fashion style-nya, yang pasti musikalitasnya juga makin apik dan dewasa. Tidak melulu perihal cinta, pada lagu berikutnya, If I Ever Get Around to Living, Mayer berusaha menggambarkan transisi usia muda dan akhirnya tumbuh dewasa dalam mewujudkan apa yang kamu inginkan dalam hidup.

Setelahnya, Mayer meminta pendapat ke audiens, “Headband or no headband?” Ramai orang-orang menjawab, “Headband!!!” lalu dia pun melepas headbandnya, “Ok, no headband then.” Hish, dasar Libra. Hahaha. Jika tidak bermusik, mungkin dia akan menjadi komedian. Para pengikutnya di Instagram mungkin sudah akrab dengan tingkahnya yang aneh. Dari memberikan tutorial mencuci baju di wastafel sampai cara parkir dengan sendal.

 

Selanjutnya dia mulai memainkan lagu In The Blood dan Dear Marie. Aku kembali menangis saat Dear Marie dilantunkan. Entah mengapa aku menyukai lagu yang spesifik menyebutkan nama. Rasanya aku ingin memberikan judul lagu itu pada anakku kelak. Hahaha. Sesudahnya, dengan bangga, Mayer memperkenalkan teman-teman panggungnya disambut tepuk tangan para penggemarnya. Lalu mereka meninggalkan panggung. Penonton mulai resah dan memohon Mayer kembali lagi ke panggung dengan tradisi memanggil “We want more! We want more!”

Tak lama kemudian, ada denting piano dan terlihat Mayer dibawah sorot lampu warna biru. Dibalik keyboard, Mayer memainkan You’re Gonna Live Forever In Me. Aku tertegun, siulannya pun sama merdunya dengan suaranya. Mayer terlihat mempunyai hubungan yang spesial dengan berbagai instrumen musik.

 

Mayer memecah suasana dengan mendendangkan New Light, single-nya yang enak untuk berjoget bersama. Kemudian Gravity sebagai lagu penutup yang sebenarnya. Di sela lagu, Mayer tampak takjub melihat ke arah penonton. Ternyata para audiens bernyanyi bersama sambil mengangkat HP dan menyalakan senternya. Indah sekali. Pada akhirnya, Mayer mengajak semua anggota bandnya membungkukkan badan sebagai tanda hormat kepada para penggemar.

 

That’s was a magical night for me. Aku bisa melihat John Mayer menyatu dengan instrumen musik dan lantunan nada yang indah. Dia terlihat sangat menikmati saat bermain musik. Mayer juga sering berinteraksi dengan anggota bandnya sambil bergurau dan melempar tawa. Sesekali matanya terlihat berkaca-kaca dan menatap para penonton dengan senyum manisnya. Mungkin sama halnya dengan kami para penggemarnya yang masih tidak percaya bisa melihat aksinya secara langsung, Mayer dengan mata berbinarnya juga terkejut dengan reaksi penggemar selama konser berlangsung. Buktinya pada keesokan harinya di hari Sabtu, 6 April 2019, John Mayer menceritakan kesannya di akun Instagram,

 

“Jakarta, Indonesia: Ini adalah tentang Instagram membangun jembatan antara artis dan penggemar yang sebelumnya tidak tahu dia miliki, jika para penggemar tak mencarinya di media sosial. Baiklah, aku tak akan diam saja – artisnya adalah aku. Dan penggemarnya? Well, mereka adalah 10,000 teman baruku yang bernyanyi dan tersenyum. Terima kasih, Jakarta, untuk malam yang indah.”

 

Aku senang sekali saat melihat unggahan ini karena menurutku ini caption paling thoughtful yang dia tulis di antara konser-konser sebelumnya. Well, dia tidak menyebut fans melainkan teman barunya. Dia pasti senang sekali karena seisi venue ikut bernyanyi dari awal sampai akhir.

John Mayer adalah paket lengkap sebagai performer. Dia benar-benar musisi yang berbakat, ditambah dengan vokal yang bagus dan bonus wajahnya yang rupawan. Dear John, thank you for years music that speaks to my heart. I hope to see you again someday.

 

Just keep me where the light is.

 

 

Masih dilanda rindu akan konser John Mayer lalu? Nih, aku siapkan setlist Jakarta spesial buat kamu..

https://open.spotify.com/user/cndkthn/playlist/5xXzZ8bAMcJTCopq9dagow?si=7LTiB2CySF67zoH5uCg34Q

Cindy Kitty

Perempuan sendu yang menyimpan banyak rindu. Meet me at instagram @cndkt!

No Comments Yet

Comments are closed