Kalau kita membicarakan soal ketidakadilan, pasti akan bermunculan banyak skenario di pikiran kita yang menyayat hati. Bagaimana tidak, ketidakadilan di negeri ini sesungguhnya masih merajalela, girls. Masih ingat dengan kasus Nenek Minah (55) yang dituduh mengambil 3 buah kakao di Perkebunan Rumpun Sari Antan (RSA) di tahun 2009 silam? Nenek tersebut diganjar hukuman 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan 3 bulan, padahal harga perkilogram kakao hanya Rp 2000 saja pada masa itu. Belum lagi, merambah ke kasus yang lebih besar seperti pembunuhan aktivis pembela hak asasi manusia Munir dan Marsinah, yang hingga kini gak diketahui keberadaannya dan gak pernah tuntas kasusnya. Sungguh memilukan.
Jangankan membicarakan kasus yang sudah pernah diberitakan di media massa, di sekeliling kita saja nih, ada banyak ketidakadilan yang jarang kita sadari kemunculannya. Kalaupun kita sadar, seringkali kita malah berpura-pura gak sadar, karena gak mau terjerumus dalam masalah orang lain. Padahal agar kita gak terjerumus dan ikut-ikutan berbuat gak adil sama sesama manusia, ada baiknya nih kalau kita mengenali apa sih tindakan ketidakadilan itu sendiri?
Memahami makna dan bentuk-bentuk ketidakadilan sosial di masyarakat
Ketidakadilan merupakan sebuah keadaan dimana seseorang gak mendapatkan hak dan perlakuan yang semestinya dari orang lain, yang berkaitan dengan permasalahannya. Misalnya saja, kamu dan temanmu sama-sama sedang melamar pekerjaan di sebuah perusahaan. Secara nilai akademis yang tertera di ijazah, nilaimu sedikit lebih baik daripada temanmu itu. Melalui psikotes yang diadakan oleh pihak HRD pun, nilai kepribadianmu juga jauh di atas temanmu. Namun, karena temanmu memiliki saudara yang juga bekerja di perusahaan tersebut, maka pihak perusahaan memutuskan untuk menerima temanmu bekerja di sana ketimbang kamu. Sesungguhnya, kondisi seperti itu termasuk dalam bentuk ketidakadilan terhadapmu, girls.
Contoh lain yang merupakan bentuk ketidakadilan adalah ketika kamu sebagai perempuan diragukan untuk memimpin sebuah proyek yang diselenggarakan oleh perusahaan di tempatmu bekerja. Mereka mengira bahwa perempuan itu sangat sensitif dan mudah terbawa perasaan, makanya dianggap gak layak memimpin dan gak kuat berkompetisi dengan perusahaan lain. Nah, dengan kata lain perusahaan itu telah melakukan ketidakadilan gender pada perempuan. Selain itu, masih banyak lagi contoh ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
[su_box title=”Editor’s Pick:”]
- Berbahagia Untuk Diri Sendiri dan Orang Di Sekitarmu, Ada 5 Manfaat Lain yang Bisa Kita Peroleh dengan Menjadi Diri Sendiri
- Bersikap Bijak Saat Menanggapi Komentar Negatif di Medsos Itu Penting, Lakukan 7 Hal Ini Biar Kamu Gak Perlu Stres Menghadapinya!
- Punya Cita-cita jadi Perempuan Sukses di Zaman Modern Ini? 3 Poin Ini Perlu Kamu Perhatikan!
- Bukannya Susah Tidur, 3 Fakta Ini Menunjukkan Bahwa Orang Cerdas Memang Terbiasa Terjaga Lebih Lama di Malam Hari
- Biar Gak Salah Ucap, Yuk Ketahui Bentuk-Bentuk Seksisme yang Jarang Disadari!
[/su_box]
Lalu, bagaimana caranya menghadapi ketidakadilan?
Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah berupaya untuk berhenti berbuat tidak adil, baik kepada sesama manusia, maupun makhluk hidup yang lain. Prinsip untuk menjadi manusia yang berusaha adil harus kita tanamkan dalam diri kita. Dengan begitu, perlahan tapi pasti pelaku ketidakadilan di negeri ini akan semakin berkurang, lantas keadilan akan terbentuk dan menjamur di masyarakat dengan sendirinya.
Semakin banyak orang yang bertekad berlaku adil pada sesama, maka keadilan pun akan dengan mudah terbangun dengan sendirinya di mayarakat.
Hal kedua yang bisa kita lakukan adalah dengan berani besuara ketika melihat ketidakadilan di sekeliling kita. Misalnya saja, dengan mengulas suatu peristiwa yang memberatkan seseorang sehingga ia menjadi korban ketidakadilan, kamu bisa menulisnya di blog dan menyebarkannya di media sosial atau mengirimkan tulisan berupa opini di media massa. Kamu juga bisa membantu kerja para jurnalis dengan menjadi citizen journalist yang siap mengabarkan isu ketidakadilan yang terjadi di sekitarmu. Sudah selayaknya kamu menjadikan persoalan ketidakadilan ini menjadi masalah bersama yang harus disadari dan diselesaikan.
Ketiga, kamu bisa bekerja sama dengan pemerintah maupun instansi terkait yang menerima laporan ketidakadilan atau pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di sekitarmu. Dengan cara ini negara dan pihak berwajib akan mengumpulkan data tentang siapa saja yang diduga melanggar dan melakukan ketidakadilan, terlebih yang berurusan dengan ketenteraman warga. Tapi, jika pada suatu hari kamu merasakan ketidakadilan yang justru datang dari pihak pemerintah dan instansinya, kamu bisa bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terpercaya dan sudah dikenal banyak orang sebagai organisasi non-pemerintah yang mengurusi persoalan masyarakat, tanpa bertujuan mengambil keuntungan bagi kelompoknya.
Gak sedikit aktivis perempuan yang rela mengorbankan waktu, biaya, dan tenanganya demi memperjuangkan keadilan di negeri ini
Ada beberapa aktivis perempuan yang memperjuangkan keadilan dalam beberapa ranah seperti Butet Manurung yang menjadi guru untuk masyarakat terasing dan terpencil di Indonesia, bahkan cerita tentang dirinya yang kala itu mengajar anak-anak dari desa terpencil di Taman Nasional Bukit Dua Belas Jambi, diangkat menjadi film dan menginspirasi kaum muda untuk menjadi pengajar sukarela. Selain Butet, ada juga Alanda Kariza, perempuan muda yang mendirikan komunitas sosial The Cure For Tomorrow bersama teman-temannya, yang aktif mengumpulkan donasi untuk bencana alam, membuat workshop daur ulang, serta mengampanyekan isu pemanasan global.
Juga, ada pula Christine Hakim yang memanfaatkan kepopulerannya untuk mempromosikan isu pendidikan tentang autisme. Christine mendesak pemerintah untuk membuka kesempatan belajar di sekolah umum bagi siswa autis melalui Christine Hakim Foundation. Gak ketinggalan di bidang ekonomi, ada Felia Salim, juga Dita Indah Sari yang menjadi Sekjen kongres Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI) pertama yang melakukan demonstrasi kenaikan upah dan penghidupan yang layak bagi kaum buruh di era orde baru. Masih banyak aktivis berjenis kelamin perempuan lainnya yang rela mengorbankan waktu bermainnya demi menegakkan keadilan di tanah air tercinta ini.
Jadi, kenapa kita harus lebih peduli pada lingkungan dan menegakkan keadilan?
Sebab, untuk memulai suatu tindakan yang akan menjadi kultur di masyarakat itu harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Maka, agar orang-orang mau mengikuti jejakmu dalam memberantas ketidakadilan, kamu harus melakukan tindakan peduli lingkungan dan menegakkan keadilan sebagai contoh nyata bagi mereka. Hingga pada akhirnya, kamu pasti akan merasa bangga terhadap usahamu sendiri, ketika banyak orang yang kemudian terinspirasi oleh tindakanmu dalam memerangi ketidakadilan. Kamu akan dianggap sebagai salah satu pionir yang mengajak banyak orang untuk berbuat adil. Tapi, janganlah kemudian kamu memanfaatkan sanjungan orang-orang yang memuji kerja kerasmu untuk kepentingan pribadi. Karena, sebagaimana orang-orang yang secara sukarela membantu, mereka yang rela menurunkan ego dan meningkatkan empatinya kepada lingkungan sekitar biasanya gak memiliki kepentingan sendiri ketika mengupayakan keadilan untuk orang lain.
Nah girls, sudah siapkah dirimu menjadi manusia yang berupaya adil untuk sesama makhluk hidup dan memberantas ketidakadilan di sekitarmu?
Leave a Comment