Sharing is caring. Istilah itu seringkali kita dengar dari seseorang yang hendak membagikan kisah pengalaman hidupnya kepada orang lain, biasanya dengan tujuan mendukung dan menginspirasi. Hal itu jugalah yang sering dilakukan Rahne Putri, penulis buku Sadgenic yang kini semakin aktif di media sosial sebagai content creator. Rahne, panggilan akrabnya, kerap menceritakan pengalamannya ketika traveling, mengunjungi tempat-tempat nongkrong yang baru, mengurus anak, perjalanan karier, serta proses petualangan hatinya dari sebelum dan sesudah menikah. Uniknya lagi, Rahne baru menyadari bahwa cerita yang dibagikannya di social media itu ternyata menginspirasi banyak orang, bahkan dari kisah yang sekecil-kecilnya.
(Instagram/@rahneputri)
Bermula dari perkenalannya dengan Friendster semasa kuliah, Rahne mengaku bahwa ia mulai menganggap media sosial sebagai bagian dari gaya hidupnya pada 2009, saat itu bertepatan dengan keputusannya merantau ke Jakarta untuk bekerja. Merasa belum memiliki banyak teman di Ibukota, membuat Rahne menyibukkan diri untuk aktif di media sosial seperti Facebook dan Twitter, sebagai hiburan untuk dirinya setelah penat seharian bekerja.
Melalui platform Twitter, Rahne “bertemu” dengan beberapa orang yang memiliki frekuensi dan kesukaan yang sama dengan dirinya, terlebih dalam jokes atau gombalan yang sering ia tulis sebagai status di akun Twitter-nya. Lewat kegiatan rutin yang sering dijadwalkan untuk bertemu di Twitter, Rahne mulai aktif membuat gombalan-gombalan puitis bertema yang direspon balik oleh teman-teman satu frekuensinya itu. Merasa mendapat celah dan memahami fungsi media sosial yang sebenarnya, akhirnya Rahne dan teman-temannya membuat komunitas dan akun @anjinggombal di Twitter, yang masih aktif sampai sekarang. Gak disangka nih girls, ternyata rentetan gombalan itu malah mendapat retweet yang banyak dari orang-orang yang gak dikenal, tetapi aktif memantau dan menunggu cuitannya itu. Tentunya ini merupakan apresiasi yang baik dong untuk tulisan Rahne dan teman-temannya yang selalu merasa tertantang menulis singkat dalam 140 karakter namun bisa membuat orang lain tertawa.
Memang benar jika ada yang bilang bahwa gak ada pertemuan yang sia-sia, even pertemuan itu hanya berawal dari dunia maya. Nyatanya, melalui komunitas Anjing Gombal, Rahne berkesempatan bertemu artis dan penulis Ibukota, seperti Titi DJ, Dee Lestari, juga Miund, penyiar radio yang juga suka membuat gombalan-gombalan di Twitter. Berhasil menggaet nama-nama besar itu, Anjing Gombal pun melejit. Hampir setiap pengguna aktif Twitter pada zaman itu ikutan menulis cuitan-cuitan gombal yang makin membuat Anjing Gombal dikenal di dunia maya.
Dari pelajaran menulis yang efisien di Twitter namun berdampak itulah, Rahne menjadi semakin senang menulis. Terbukti dari buku Sadgenic yang berhasil ia terbitkan pada 2012. Novel itu berkisah tentang perasaan galau yang ditulis dalam cerita pendek dan tulisan singkat dengan bait-bait puisi yang ditulisnya secara sederhana. Selain Sadgenic, Rahne juga pernah berkolaborasi dengan beberapa penulis dan menetaskan beberapa buku fiksi dan nonfiksi yang sudah diterbitkan.
““Dulu aku menulis berdasarkan apa yang aku rasakan, aku gak mau nulis sesuatu yang gak didukung sama hatiku.”
Melalui Twitter juga, perempuan yang pernah mengambil jurusan Komunikasi Audio Visual semasa kuliahnya ini pernah mengadakan Piknik Asik di tahun 2012 yang mempertemukan umat dunia maya di dunia nyata. Berawal dari kegemarannya bersepeda, Rahne yang juga pernah ikut komunitas Bike to Work, menjadikan Piknik Asik sebagai wadah untuk bertemu sapa para pengguna akun Twitter untuk bersosialisasi dan gathering di taman. Dampaknya sangat positif dan bermanfaat, sebab melalui kopdar yang diadakan sebulan sekali itu, mereka malah menjadi sahabat dan rekan kerja dengan proyek-proyeknya yang siap dieksekusi. Seru banget ya, girls!
Rahne juga suka mengajak keluarga kecilnya piknik di taman dekat rumah (Instagram/@rahneputri)
Seiring berkembangnya teknologi yang semakin mutakhir, penggunaan gadget dan internet harus dimanfaatkan secara maksimal. Begitu pula yang dilakukan Rahne Putri, ia mulai menggunakan platform Blog dan Instagram, ia bahkan gak pernah menyangka kalau media sosial malah membawanya menjadi seorang profesional. Kesenangannya membagi cerita kehidupannya dari mulai ketika aktif di Twitter, lalu menulis di Blog, lalu menjadi buku, dan kini ditambah Instagram, justru memberi inspirasi dan dampak positif untuk banyak orang. Namun, dalam prosesnya menjadi profesional pun bukan berarti Rahne gak menemui aral yang melintang.
Sempat memiliki kecemasan akan penilaian pengikutnya di Instagram, Rahne yang beberapa kali memasarkan produk seperti fashion dan makanan ringan di akun Instagramnya, sering khawatir jika orang-orang yang melihat postingannya tersebut malah merasa dibohongi melalui konten yang ia buat. Padahal, perempuan beranak satu ini sudah berusaha jujur dengan mengimplementasikan slogan yang dibuat oleh brand dari produk yang dipasarkannya itu. Misalnya saja ketika ia mengajak followers-nya berjalan kaki 10 ribu langkah bersama salah satu brand susu yang menawarkannya kerja sama, Rahne pun ikutan berjalan kaki dan bangun jam 5 pagi untuk berangkat ke Monas. Semua itu dilakukannya karena Rahne pengin punya experience yang bisa dirasakannya sendiri, lalu dibagikan kepada orang lain dalam bentuk konten atau tulisan. Dengan begitu ia yakin, apa yang dirasakannya bisa dirasakan pula oleh mereka yang membaca kontennya.
Sindiran dan komentar negatif juga pernah menghampiri Rahne ketika karirnya sebagai seorang content creator dan juga bekerja di salah satu Advertising Agency sedang merangkak naik. Pada masa itu peran sebagai selebtwit sering dianggap sebelah mata oleh netizen. Rahne bahkan sempat down ketika orang-orang mencibir perannya di media sosial itu dan seolah gak menyukainya. Tapi, kegemarannya berbagi cerita dan hal-hal positif gak lantas menghentikan langkah Rahne untuk terus berkreasi. Kini Rahne seperti menemukan kehidupan barunya yang lebih membuatnya bahagia. Menulis konten di blog pribadinya dan akun Instagramnya yang gak pernah sepi pengunjung, menjadi wadah sebagai jurnal kesehariannya yang terus dibagikannya dengan senang hati. Inspiratif, adalah nilai yang tepat ketika pengikutnya berkunjung dan menikmati konten yang ia buat.
Rahne with her signature quirky-eclectic style (Instagram/@rahneputri)
Setelah menikah dan memiliki anak yang akrab dipanggil Trah, Rahne merasa bahwa sekarang pikirannya semakin terbuka dan memikirkan konsekuensi dari apa yang telah dibagikannya di media sosial. Belajar dari Yogas, suaminya, perempuan yang sempat bekerja di agensi ini mengaku bahwa ia sedang belajar hidup minimalis dan gak lagi konsumtif.
Dari pengalaman dan perjalanan karier Rahne Putri kita telah belajar banyak hal, girls! Bahwa apa yang sering kita bagikan di media sosial ternyata berpengaruh luar biasa bagi mereka yang membaca atau mengonsumsinya. Gak semua hal bisa kita bagikan dan gak semestinya kita marah-marah atau mengeluhkan kondisi tanpa solusi. Memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk berbagi hal-hal yang baik dan menggunakannya dengan bijak dan jujur akan membuat image kita menjadi semakin positif.
Her Recommendation: Flow Magazine (mindfulness, DIY spirit), IKEA catalogue (always makes me happy!), REST by Alex Soojung – Kim Pang
5 USEFUL TIPS
- Make sure kalau kita punya rekam jejak yang oke di social media, yang mendukung persona yang ingin ditonjolkan tanpa membohongi diri sendiri. Social media biasanya menjadi portofolio yang memudahkan HRD ketika ingin mengenalmu lebih dalam.
- Ada banyak hal yang bisa kita share di social media. Tapi, ada banyak hal juga yang harus kita jaga dengan diri sendiri. Gak semuanya bisa kita bagikan untuk orang lain.
- Kalau ada lotion/moisturizer yang gak cocok di muka tapi sayang dibuang, bisa dijadikan hand body lotion aja 😉
- Lebih baik tepuk-tepuk wajah secara halus saat memakai skin care, jangan kasar menggosok terlalu keras. Karena tidak akan membantu nutrisi untuk masuk ke dalam pori, dan malah akan mengiritasi kulit.
- Setelah membeli kosmetik, pasang jadwal di kalender kadaluarsa. Karena kadang kita lupa, lebih baik ada sistem kalender yang mengingatkan kita untuk membuang atau menghentikan pemakaian kosmetik yang kadaluarsa.