Pernikahan bukan hanya soal bersatunya dua hati, atau dua keluarga; hal sakral ini melibatkan kesiapan diri sendiri dalam menjalani kehidupan rumah tangga bersama pasangan nantinya.
Nah, supaya hatimu makin mantap menuju pernikahan, kamu harus yakinkan dirimu dulu, dong? Gak mau, kan, merasa terbebani di tengah perjalanan kehidupan pernikahan? Yuk, simak 6 hal berikut ini akan membantumu yakin dengan keputusan untuk menikah:
1. Mengenali bahasa cinta dapat memperkuat hubungan
Semua orang memiliki pandangan yang berbeda dalam mengekspresikan dan merasakan cinta. Poin pentingnya adalah tentang bagaimana kamu punya bahasa cintamu sendiri dalam memberikan dan menerima cinta itu. Hal ini akan membantumu dan pasangan agar lebih saling mencintai dan memahami.
Gary Chapman, seorang konselor pernikahan berpendapat bahwa biasanya ada satu, atau dia bahasa cinta yang membuat kita merasa paling dicintai, disamping kita juga sudah saling memberi dan menerima cinta dengan cara yang tak terhitung jumlahnya. Lima bahasa ini adalah: kata-kata penegasan, tindakan memberi dan menerima, pemberian hadiah, quality time, dan sentuhan fisik. Mengetahui bahasa cinta dapat membantumu mengekspresikan rasa sayang kepada pasangan. Dengan mengetahui dan mengkomunikasikan bahasa cintamu kepada pasangan, atau sebaliknya kalian tahu cara saling membahagiakan selamanya sampai kakek nenek.
2. Mengontrol mood karena setelah menikah, kalian akan semakin sering berbagi
Pernah gak kamu merasa terganggu dengan sesuatu yang dikatakan pasanganmu, atau sesuatu yang terjadi, tapi kamu sendiri tidak sepenuhnya mengerti mengapa? Atau juga mungkin kamu pernah berbeda pendapat berulang kali dengan pasangan dan seperti tidak mendapat solusi sama sekali?
Kemungkinan yang terjadi adalah kalian berdua tidak bisa mengontrol emosi. Kamu dan pasangan bisa saja tiba-tiba merasa tidak mood kemudian mengeluarkan kata-kata kasar yang secara spontan keluar. Menuju pernikahan, kamu harus mulai memperbaiki sikap seperti ini, kalau tidak, kamu harus siap jika pasangan tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Eh, saat ini banyak kejadian gagal menikah karena tidak semua pasangan bisa sabar dan mengontrol emosi, lho.
3. Apakah kamu masih ingin mengejar impian dan bakat?
Pernikahan dijalani untuk melengkapi, bukan membuatmu merasa tertekan sebagai seorang istri. Ketika kamu masih memiliki impian yang masih ingin kamu kejar, kejarlah! Jangan ketika sudah menikah, kamu malah tidak fokus mengurus suami.
Akan lebih menyenangkan bila pasangan mengetahui apa yang kamu sukai, mimpi apa yang ingin kamu wujudkan, dan dia mendukungmu. Bicarakan masalah ini baik-baik, pasti pasangan kamu akan mengerti.
4. Apa alasanmu akhirnya mau menikah?
Tanyakan pada hatimu mengapa akhirnya kamu siap dan memutuskan untuk menikah dengannya. Apakah karena dia bisa membuatmu berhenti mencari? Banyak pilihan di dunia ini sebelum akhirnya kamu mengatakan, “Yes, I will.”
Imajinasi seorang perempuan terhadap pernikahan sangat besar. Mungkin karena masa kecilnya sering melihat dongeng seorang Putri yang menikah dengan Pangeran dan hidup bahagia selamanya. Jauh dari romantisme seperti itu, tujuan dari menikah adalah saling berbagi segala rasa senang, sedih, bahagia, kecewa, dan itu semua bisa dilalui jika kamu dan pasangan sudah saling mengerti bagaimana esensi dari pernikahan itu sendiri.
5. Pernikahan adalah sebuah janji suci
Kamu pasti tahu jika janji bertalian erat dengan kompromi. Kompromi adalah bagian penting dari semua hubungan, dan memiliki peran besar dalam pernikahanmu nantinya. Kamu harus bertanggung jawab dengan keputusan besar untuk hidupmu dan hidupnya tersebut. Tidak ada lagi waktu untuk main-main jika sudah berkaitan dengan pernikahan.
Intinya, kompromi membuatmu dan pasangan menyeimbangkan kebutuhan masing-masing dengan perlakuan yang sangat adil. Dan tentu saja, pernikahan adalah sebuah janji suci dengan Sang Maha Pencipta. Jadi sudah seharusnya kamu bersungguh-sungguh dengan janji pernikahan tersebut.
6. Bicarakan gaya komunikasi kalian
Sama seperti semua pasangan memiliki bahasa cinta unik mereka sendiri sendiri, kamu juga memiliki gaya komunikasi sendiri, lho. Ini penting diketahui sebelum kamu mengatakan bersedia menikah dengannya.
Keempat gaya utama berkomunikasi bersifat pasif, pasif-agresif, agresif, dan asertif. Memiliki pemahaman umum tentang gaya komunikasimu sebelum menikah penting karena hubungan yang sehat tumbuh dengan kemampuan untuk dapat mengungkapkan emosi, keinginan, dan keyakinan. Percakapan menjadi lebih terbuka dan saling terhubung satu sama lain. Dan cara paling efektif untuk berkomunikasi adalah dengan bersikap tegas.
Dengan hal-hal tersebut, hubungan yang lebih sehat cenderung terjadi. Karena jelas, menikah itu berbeda dengan pacaran, kamu harus memikirkan banyak hal dan yakin dengan keputusanmu itu.