Namanya bekerja entah di perusahaan maupun instansi pemerintahan, gak bisa dipungkiri gak selalu sesuai dengan yang kita harapkan. Terkadang kita perlu menghadapi lika-liku realita di dunia kerja yang membuat kita harus bisa beradaptasi dengan segala situasi. Bahkan entah situasi itu kita sukai atau tidak, kita harus bisa menghadapinya. Misalnya saja beberapa realita kehidupan kantor di bawah ini.
1. Value Kita di Kantor Kadang Dianggap Orang Sekitar Berdasarkan Penilaian Terakhir
Biasanya setiap kantor punya periode penilaian performa karyawannya sendiri-sendiri. Ada yang tiap bulan, tiap tiga bulan, atau mungkin tiap enam bulan. Performa kita akan dinilai dan dari sana terlihat seberapa value yang kita miliki. Gak bisa ditampikkan, value itu yang akan menjadi cerminan cara orang-orang melihat kita. Bahkan jika 3 tahun yang lalu kamu sempat jadi karyawan terbaik, tapi jika di penilaian terbaru pada bulan lalu kamu mendapatkan penilaian performa buruk, sangat mungkin itu membuat orang ikut melihat penilaianmu dari sisi yang kurang baik. Tentu saja gak nyaman, tapi sebenarnya ini juga bisa menjadi motivasi untuk mengevaluasi diri.
2. Orang-orang akan Baik Kepada Kita saat Kita Berpengaruh atau Ketika Mereka Membutuhkan Bantuan
Pernah kah kamu merasakan sikap rekan kerja yang tiba-tiba jadi sangat baik tapi ternyata mereka sedang membutuhkan bantuan? Ditambah lagi fakta bahwa orang-orang biasanya jadi baik kepada kita ketika kita berpengaruh di kantor. Dan itu semua bisa berubah jika keadaan menunjukkan hal yang sebaliknya. Realita sering kali menunjukkan hal seperti ini, sehingga perlu rasanya menyiapkan diri untuk situasi ini supaya kita gak sakit hati sendiri ketika sikap rekan kerja tiba-tiba berbeda.
3. Mengambil Kesempatan di Waktu yang Tepat jadi Hal yang Penting
Dalam kehidupan dunia kerja, terkadang kita gak bisa menyerahkan segala halnya bergantung pada mekanisme sistem. Pada momen-momen tertentu, kita yang perlu bergerak sendiri untuk mengambil kesempatan. Coba lihat orang di kantor yang cepat mendapatkan promosi jabatan, mungkin kamu bisa memperhatikan bagaimana cara mereka mengambil kesempatan untuk memperluas jaringan, memperlihatkan performa mereka ke atasan, hingga bagaimana cara mereka mendapatkan eksposur perhatian dari seisi kantor.
[su_box title=”Editor’s Pick:”]
- Menemui Hambatan yang Menghalangimu Berkarya? Pelajaran dari event Room:E ini Bisa Jadi Jawabannya!
- Ciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif dan Nyaman dengan Menjauhi 5 Topik Pembicaraan Ini
- 5 Cara Komunikasi Efektif dengan Atasan Ini bisa Memberikan Pengaruh Baik pada Performa Kerjamu
- Berhenti Mengeluh, Bikin Suasana Kantor Nyaman dengan 6 Tips Ini Agar Target Pekerjaan Selesai Tepat Waktu
- Biar Tak Menyesal Belakangan, Ada 4 Kondisi yang Perlu Kamu Pertimbangkan Sebelum Memutuskan Resign
[/su_box]
4. Kadang Kenaikan Jabatan berkaitan dengan Bagaimana Performa Terlihat, Bukan dari Performa Sesungguhnya
Pernah kamu berada di situasi di mana melihat rekan A lebih cepat naik jabatan, tapi padahal kamu yang bekerja bersama lebih merasa rekan B performanya lebih bagus? Realitanya, kadang kenaikan jabatan bukan terjadi karena performa sesungguhnya, tapi bagaimana cara memperlihatkan performa dan menimbulkan persepsi keberhasilan. Gak heran mereka yang sungguhan hasil kerjanya bagus ‘kalah’ dengan mereka yang bisa menimbulkan persepsi bahwa hasil kerjanya ‘seolah’ bagus. Apalagi jika kita bekerja di perusahaan yang karyawannya berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, persepsi ini jadi begitu penting untuk menaikkan citra karena menjadi penyeimbang di antara perbedaan cara sudut pandang.
5. Ketika Kamu Berprestasi, Kesalahan Kecil Hampir Selalu Termaafkan
Bisa dibilang, ini adalah ‘hak istimewa’ tak langsung bagi mereka yang punya prestasi di kantor. Misalnya jika performa kerja melebihi target atau berturut-turut jadi karyawan terbaik, orang-orang di kantor akan cenderung lebih mudah memaklumi kesalahan, sehingga dengan sendirinya akan termaafkan. Tapi ini gak selalu baik karena bisa menjadi kesempatan bagi orang-orang yang tidak menyukai untuk mencari-cari kesalahan. Yang terpenting, tetap hati-hati dan lakukan yang terbaik.
6. Terkadang Opini dari Senior Lebih Dihargai daripada Fakta dari Junior
Tentu ini jadi hal yang kurang menyenangkan. Tapi realita ini juga gak sedikit terjadi. Di mana opini dari para senior terasa lebih kuat untuk menyanggah fakta yang diucapkan oleh junior. Atas pertimbangan pengalaman, opini para senior lebih didengar. Tidak ada yang mana paling benar atau paling salah, tapi menyiapkan diri untuk tidak terjebak di situasi seperti ini terasa perlu untuk mengetahui reaksi seperti apa yang perlu dilakukan.
Realita di kantor terkadang memang gak selalu sesuai yang diinginkan. Bahkan ada lika-liku yang membuatnya jadi terasa tidak sesederhana yang dibayangkan. Tapi tetap menjadi versi terbaik dari dirimu, ya!