Bisnis fashion masih menjadi salah satu bidang usaha yang paling menguntungkan hingga saat ini. Tapi, bukan berarti merupakan hal yang mudah untuk meraup untung di industri yang persaingannya makin hari makin ketat ini. Gak cuma sekadar berbekal kemampuan desain yang handal dan punya modal yang cukup, setiap orang yang berniat untuk memulai ataupun mempertahankan eksistensinya di bidang ini harus punya strategi yang cermat dalam memasarkan produknya.
Buat urusan yang satu ini, Stella McCartney yang menggawangi rumah mode dengan namanya ini selalu punya 1001 strategi bisnis yang membuatnya selalu bertahan di tengah iklim bisnis luxury goods yang kompetitif. Fashion brand yang berbasis di Paris, Prancis ini gak pernah kehabisan ide untuk memasarkan produk fashion-nya dengan tetap setia mengedepankan praktik bisnis yang etis dan keberlanjutan. Melalui peragaan koleksi Fall/Winter 2019 yang sukses di helat Senin (4/3) lalu, yuk coba pahami strategi bisnis fashion dari Stella McCartney di bawah ini:
1. Inovatif dalam memilih bahan pembuatan produk
Mengutip dari berbagai sumber, Stella yang dibesarkan di area pedesaan Inggris dan merupakan seorang vegetarian menganggap bahwa proses produksi di industri fashion rata-rata masih relatif kuno dan kurang inovatif. Sebagai seseorang yang peduli akan kelestarian lingkungan, ia selalu mengedepankan penggunaan bahan yang ramah lingkungan dan cruetlty free. Inilah mengapa setiap produk dari rumah mode yang satu ini tidak pernah menggunakan bahan-bahan yang tidak sustainable, seperti: kulit, bulu binatang, hingga komponen yang dapat mencemari lingkungan. Pun dengan sistem produksi yang selalu memastikan kesejahteraan setiap pihak yang terlibat di dalamnya.
Untuk koleksi musim gugur dan dingin 2019 ini, Stella McCartney menghadirkan fashion item yang sebagian besar dibuat dari sustainable viscose yang bersumber dari hutan bersertifikat, katun organik, hingga Eco-canvas.
Deretan sepatu boots yang dikenakan seluruh model juga dibuat dari sol alami dan Yulex socks insert-alternatif neoprene yang terbuat dari tanaman, yang pastinya ramah lingkungan. Ini jadi bukti bahwa penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan tidak harus mengorbankan desain dan bisa tetap fashion forward.
2. Berkreasi dengan berkolaborasi
Kalau bisa barengan, kenapa harus sendirian? Yap! Di era entrepreneurship seperti sekarang ini, kolaborasi lintas bidang udah bukan hal yang aneh lagi. Bahkan fashion brand internasional sekelas Stella McCartney aja gak malu-malu buat bekerja sama dengan pihak lain dalam menciptakan koleksinya. Bersama dengan seniman tekstil kenamaan, Sheila Hicks, rumah mode ini menciptakan sejumlah item terbatas dalam koleksi terbarunya.
“I call them adornments. They are like a medal of honour for bravery in the fashion business, for the people who are willing to make the sacrifices they need to make to survive and evolve this artistic industry. They are being recognised for valour, for courage, for staying power and for adventure.” – Sheila Hicks
Dibuat dengan teknik anyam tradisional, ia menciptakan sejumlah perhiasan (adornments) sebagai “medali kehormatan” untuk mereka yang mau berkorban untuk selalu berevolusi dalam menciptakan dan mempertahankan unsur artistik di industri mode. Perhiasan ini dikenal sebagai simbol keberanian, ketahanan, dan petualangan. So, gak ada salahnya untuk mengajak siapapun yang punya visi dan misi yang sama denganmu untuk menciptakan sebuah karya yang unik dan tidak ada duanya.
3. Punya campaign interaktif yang melibatkan para konsumen
Ini dia strategi yang relatif masih terbilang jarang dilakukan banyak rumah mode dan fashion brand. Padahal campaign yang bisa melibatkan dan menggerakkan para konsumen bisa jadi nilai lebih dan memberikan daya jual bagi sebuah brand. Terutama bagi para milenial dan Gen-Z yang sudah lebih sadar akan pentingnya visi dan misi yang dibawa dari brand pilihan mereka, dialog interaktif dapat memberikan daya tarik lebih.
Untuk menyambut gelaran fashion show untuk koleksi Fall/Winter 2019 di Paris Fashion Week lalu, fashion brand Stella McCartney membuat sebuah kampanye sosial di Instagram bertajuk #ThereSheGrows. Setiap profil yang mengunggah post dengan hashtag #ThereSheGrows menghiasi panggung peragaan busana yang dicetak dan ditampilkan di runway.
Gak cuma sekadar update aja, setiap post yang diunggah dengan hashtag #ThereSheGrows merupakan sebuah dedikasi untuk salah satu orang paling spesial yang dihadiahkan satu pohon, baik itu keluarga, pasangan, sampai sahabat tersayang. Setiap unggahan akan dihitung sebagai bentuk donasi yang akan ditujukkan kepada Canopy Planet untuk melindungi kelestarian Kawasan Ekosistem Leuser yang terancam punah di Indonesia. Sebagai fashion brand internasional, ini merupakan langkah dari Stella McCartney untuk dapat melestarikan keberlangsungan lingkungan di berbagai penjuru dunia, salah satunya Indonesia.
Beberapa strategi di atas bisa jadi contoh bagi siapapun sebagai strategi bisnis yang bukan hanya mendatangkan keuntungan, tapi juga berkontribusi bagi lingkungan sekitar. Baik rumah mode terkemuka ataupun bisnis skala kecil, semoga uraian di atas bisa memberikan inspirasi untuk keberlangsungan fashion brand yang kamu miliki.