Memiliki pekerjaan bisa dibilang adalah kebutuhan primer setiap orang. Dengan bekerja, kita bisa mendapat penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi bagaimana jika karimu saat ini malah bikin gak semangat menjalani hidup? Ada banyak alasan yang melatarbelakangi sindrom kayak gini. Entah itu karena gak sesuai passion atau faktor lain, tapi kamu bisa menghindari pekerjaan yang menjemukan dengan merenungi 5 nasihat ini.
1. Syarat dalam lowongan yang kamu temuin itu gak saklek-saklek banget
Hal pertama yang akan kamu lihat dalam sebuah job vacancy tentu adalah bagian persyaratan. Ada kualifikasi pendidikan minimal, usia, jenis kelamin sampai beberapa keterampilan tertentu. Nah jika dari semua persyaratan tersebut, ada salah satu yang belum kamu penuhi, itu bukan berarti kamu gak bisa melamar ke sana, lho.
Selama requirement tersebut bersifat skill yang masih bisa diasah, jangan urungkan niatmu untuk melamar. Misalnya yang diperlukan adalah kemampuan berbicara dalam bahasa inggris secara aktif. Jika saat ini kamu ngerasa belum terlalu jago cas cis cus Bahasa Inggris, jadikan hal ini motivasi bahwa kamu bisa memenuhi persyaratan tersebut seiring waktu berjalan setelah diterima bekerja.
2. Kata siapa mimpimu gak realistis? Buktikan kalau omongan itu salah
Udah deh, mending cari pekerjaan yang realistis saja. Sering mendengar ucapan seperti ini? Udah saatnya kita mengabaikan hal-hal yang hanya membatasi kemampuan kita dalam mencapai mimpi yang dicita-citakan, termasuk omongan kayak gitu. Fokus aja sama tujuanmu.
Kalau mimpimu adalah menempuh pendidikan di luar negeri, mulai sekarang siapkan semua persyaratan yang dibutuhkan. Buat essay yang mengesankan, bangun mental mandiri agar gak kaget tinggal di negeri orang, dan jangan lupa berdoa pada Yang Kuasa agar semua usahamu dimudahkan. You can do it!
3. Jangan memilih sebuah pekerjaan hanya karena gajinya
Gaji memang jadi salah satu indikator penting saat mempertimbangkan sebuah pekerjaan. Tapi penting bukan berarti satu-satunya, lho. Ada banyak faktor yang bisa membuat seseorang kerasan kerja di sebuah perusahaan. Beberapa yang bersifat materi bisa berupa bonus, fasilitas kesehatan, tunjangan cuti dan semacamnya. Ada juga yang sifatnya imateri seperti lingkungan yang memungkinkan kamu berkembang, jenjang karir yang jelas dan teman-teman yang bisa bersaing sehat. Usahakan melakukan review secara keseluruhan, ya. Hal ini bakal membantu kamu menemukan pekerjaan yang paling sesuai.
[su_box title=”Editor’s Pick:”]
- Jangan Anggap Remeh Pekerjaan ‘Kecil’ Saat Magang, Karena Dari Situ Kamu Bisa Mendapat 6 Pelajaran Hidup Ini
- Cocok Buat Dikasih Ke Sahabat yang Baru Mulai Berkarir, 9 Ide Hadiah Unik Ini Bakal Bikin Dia Makin Semangat Bekerja
- Apa Sih yang Biasanya Kamu Prioritaskan Ketika Membeli Buku? Cover, Isi, atau 4 Hal Lainnya Ini?
- Hei Para Freelancer, 7 Cara Ini Bisa Dipakai Buat Gampang Dapetin Klien Potensial
- Untuk Kinerja Kerja yang Lebih Baik, Atasi Kecemasan di Lingkungan Kerja Dengan 5 Cara Ini
[/su_box]
4. Cari atasan yang kamu mau, bukan perusahaan yang ingin kamu masuki
Kebayang gak kalau setiap pagi kamu harus berangkat ke kantor yang atasannya ribet bin galak? Hmmm… Pasti malesin banget, kan? Nah, gak ada salahnya saat mencari pekerjaan kamu juga mempertimbangkan tipe bos yang akan kamu hadapi. Meski hal ini agak sulit dilakukan saat kamu masih berstatus first time jobber, namun seiring bertambahnya jam terbang, saat kelak kamu ingin pindah perusahaan kamu semakin terlatih membaca karakter orang termasuk atasan.
5. Pemenang yang sesungguhnya gak pernah masuk lewat pintu depan
Seorang penulis terkenal bernama Alex Banayan menulis sebuah ungkapan yang tepat soal kesuksesan. Mau tau? Resapi baik-baik, ya.
Life, business, success…it’s just like a nightclub.
There are always three ways in.
There’s the First Door: the main entrance, where the line curves around the block; where 99 percent of people wait around, hoping to get in.
There’s the Second Door: the VIP entrance, where the billionaires, celebrities, and the people born into it slip through.
But what no one tells you is that there is always, always…the Third Door. It’s the entrance where you have to jump out of line, run down the alley, bang on the door a hundred times, crack open the window, sneak through the kitchen—there’s always a way.
Bayangin kalau kamu adalah orang di pintu ketiga. Saat ini mungkin kamu merasa lelah karena sudah mengetuk banyak pintu yang tidak terbuka, atau bahkan bisa jadi kamu sudah ingin menyerah dari dulu. Tunggu dulu! Kegagalanmu sekarang adalah titian menuju kesuksesan. Hargai ia sebagai sebuah proses yang bisa membuat kamu menjadi lebih kuat. Bersemangatlah.
Selain kelima hal di atas, apa kamu punya pandangan sendiri soal menggapai pekerjaan idaman? Yuk, berbagi di kolom komentar.