Perbedaan pendapat seringkali menimbulkan rasa marah yang menyebabkan konflik. Padahal ada banyak cara yang lebih baik untuk menyelesaikan konflik, lho. Salah satunya adalah dengan memahami bahasa tubuh, seperti yang dihimpun dari Lifehack, berikut ini:
1. Ketika Lawan Bicara Mengekspresikan Kemarahannya Secara Verbal
Ketika terlibat dalam perselisihan yang mencapai puncak, nada bicara pun menjadi tinggi. Bahkan dalam kondisi yang tidak terkontrol, kita bisa keceplosan mengumpat dengan kata-kata kasar.
Tindakan ini disebut kemarahan verbal. Gak hanya mengumpat, sarkasme, berteriak, menakut-nakuti, dan mengancam juga termasuk dalam kategori ini. Lantas bagaimana cara mengatasinya?
Membiarkan Orang Tersebut Untuk Meluapkan Emosinya
Saat lawan bicara emosi, tetap fokus dan tenang. Jangan mudah terpancing. Berikan ia waktu. Saat nada bicaranya agak sedikit mereda, berbicaralah dengan nada tenang seolah-olah tidak terpancing.
Senyum dan Sisipkan Humor
Membalas perkataan dengan nada santai akan membuat lawan bicara merasa lelah. Jika memungkinkan, selipkan humor dengan santai untuk meredam amarah.
Jangan Dimasukkan Ke Hati
Saat seseorang marah, ucapannya tidak terkontrol. Memikirkan dan terlalu menghayati apa yang diucapkan hanya akan membuat sakit hati. Belum tentu orang yang menyakiti hatimu teringat dengan kata-kata yang diucapkannya. Memperdulikannya hanya akan menguras energi.
2. Pasif Agresif
Seseorang dengan tipe pasif agresif, lebih memilih untuk meminimalisir konflik dengan menghindari pertengkaran, namun mengungkapkannya dengan cara yang lain.
Misalnya saja dengan ekspresi diam namun menyiratkan kemarahan, menunjukkan kemarahannya dengan membanting sesuatu namun tidak berkata-kata, dan menunjukkan sikap melakukan sesuatu dengan terpaksa. Untuk mengatasinya, berbicara dengan kalimat-kalimat yang menyiratkan sesuatu akan lebih mengena.
3. Marah dengan Ekspresi Fisik
Jenis marah dengan ekspresi fisik memang sulit tertebak dan terprediksi. Namun, ada jenis-jenis orang tertentu dengan perilaku marah khas seperti ini. Bisa saja tiba-tiba seseorang ini melempar atau membanting sesuatu. Untuk menyikapinya, jangan melawan dengan nada bicara yang tinggi pula. Biarkan mereka marah terlebih dahulu.
4. Kemarahan Asertif
Kemarahan asertif termasuk jenis marah dengan cara yang sehat. Tipe orang seperti ini akan mengungkapkan apa yang menjadi masalah dan kendala yang dihadapi. Mereka mengajak untuk berdiskusi dan memecahkan masalah bersama-sama.
Marah adalah hal yang manusiawi. Namun, tetaplah marah dengan cara yang dewasa, ya.