Setiap hubungan pasti memiliki waktu pasang surut. Ada saatnya bahagia, dan ada pula saatnya harus bertengkar. Pertengkaran di dalam hubungan memanglah dianggap sesuatu yang biasa. Namun, tetap saja, setiap pertengkaran memiliki risiko bisa membuat kedua pasangan terpisahkan. Salah satu hal yang umum menjadi faktor membesarnya pertengkaran adalah munculnya perkataan-perkataan yang salah dari satu orang kepada yang lainnya.
Saat seseorang mendengar perkataan yang tidak ia senangi dari pasangannya, maka sangat mungkin akan terjadi reaksi-reaksi yang tak terduga dari kedua belah pihak yang pastinya akan membuat suasana akan menjadi semakin runyam. Begitu kuatnya peran sebuah kata-kata, seorang pasangan bahkan bisa merasa diserang apabila ia benar-benar tidak terima dengan ucapan kekasihnya. Yang terjadi selanjutnya? Sudah pasti kedua belah pihak beradu pendapat mempertahankan argumen masing-masing. Untuk itu, jangan sampai hal tersebut terjadi, hindarilah perkataan yang memicu pertengkaran. Kuncinya adalah 4 kata ini :
1. “Seharusnya”
Ketika seorang pasangan berkata “seharusnya” pada sang kekasih di saat yang tidak tepat, maka hal itu bisa memicu terjadinya pertengkaran. Sebab, kata “seharusnya” dapat membuat sang kekasih merasa lebih rendah dibanding pasangannya. Ini tentunya akan mengubah suasana di antara keduanya menjadi tidak enak, di mana salah satu pihak akan merasa mendominasi, sedangkan yang satunya akan merasa diatur oleh pasangannya.
Kata “seharusnya” ini dibisa diganti menjadi “Aku akan lebih senang jika kamu…”
2. “Kamu”
“Kamu tuh gak pernah dengerin aku!”
“Ini semua karena kesalahan kamu!”
Tentunya, kata “kamu” yang dimaksud di sini adalah kata “kamu” yang diucapkan penuh penekanan. Saat kata tersebut terucap oleh seseorang, maka ini akan membuatnya terlihat menjadi pasangan yang emosional. Jika sang kekasih tak terima dan memilih memunculkan emosinya juga, maka pertengkaranlah yang sudah pasti akan terjadi.
Untuk itu kata “kamu” yang penuh penekanan ini bisa diganti menjadi “Aku merasa semuanya lebih baik jika…”
3. “Seandainya”
Jika seorang kekasih terlalu sering berkata “seandainya” kepada si pasangan, sama saja orang tersebut akan membuat pasangannya merasa gagal dalam mewujudkan kenyataan yang ia mau. Gak hanya itu, kata “seandainya” yang terlalu sering dikatakan juga menunjukkan bahwa si pengucap tidak merasa bersyukur atas keberadaan kekasihnya. Coba bayangkan, pasangan mana yang mau bertahan lama dengan orang yang tidak menghargai dirinya?
Ubahlah kata “seandainya” ini dengan kata yang lain, seperti “Aku pikir kamu akan…”
4. “Harus”
Hampir mirip dengan kata “seharusnya”, kata “harus” juga dapat membuat seorang pasangan merasa terlalu diatur. Bedanya, kata “harus” menunjukkan sang pasangan mengatur hingga hal yang bahkan belum terjadi. Siapa yang kuat berada di dalam keadaan yang terlalu diatur? Yang ada, malah sang pasangan akan merasa muak dan gak mendengarkan apa yang diucapkan kekasihnya. Dari sanalah, percikan pertengkaran bisa timbul.
Cobalah untuk mengganti kata “harus” ini dengan kalimat “Kalau kamu setuju, lebih baik kamu…”
Jadi, pilihlah kata-kata yang akan kamu ucapkan kepada kekasihmu dengan cermat. Jangan sampai ia merasa tersinggung atas ucapanmu yang akhirnya itu akan menjadi bahan perdebatan. Yang terpenting selalu berpikir sebelum berucap ya, girls. 😉