Bulan Oktober dikenal sebagai bulan breast cancer awareness atau bulan kesadaran kanker payudara. Sebagai perempuan, tentu kita perlu lebih sadar terkait hal ini. Apalagi kanker payudara itu mayoritas rentan menyerang perempuan yang sudah menstruasi dan angka kematian akibat kanker payudara termasuk yang tertinggi di Indonesia dan dunia. Akibat kesadaran yang rendah terkait kanker payudara, mayoritas pasien datang sudah dalam keadaan stadium akhir. Padahal jika mendapatkan penanganan yang tepat sejak awal, kesempatan penderita kanker payudara untuk sembuh bisa lebih tinggi. Sebelum mengetahui lebih jauh, kita perlu mengenal lebih dekat tentang apa itu kanker payudara.
Jadi, kanker payudara merupakan salah satu jenis tumor ganas yang berkembang pada sel-sel payudara. Kanker ini dapat tumbuh jika terjadi pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel pada payudara. Sel-sel ini ternyata dapat membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk benjolan. Bahkan pada stadium yang lebih lanjut, sel-sel abnormal dapat menyebar melalui kelenjar getah bening ke organ tubuh lainnya.
Gejala Kanker Payudara
Pada stadium dini, kanker payudara ternyata bisa tidak menunjukkan gejala tertentu. Beberapa gejala kanker payudara, seperti benjolan pada payudara yang berbeda dari jaringan sekitar, pengelupasan kulit di sekitar puting payudara, perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara, hingga benjolan atau pembengkakan di bawah ketiak.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Payudara
Sebenarnya, belum diketahui penyebab pasti dari kanker payudara. Para dokter hanya bisa menjelaskan kemungkinannya diduga disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan secara genetik. Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko yang diduga menjadi pemicu kanker payudara, yaitu:
- Pertambahan usia, namun kini tidak ada usia spesifik seorang perempuan terkena kanker payudara. Komunitas Lovepink Indonesia menemukan bahwa ada beberapa perempuan usia muda yang didiagnosis kanker payudara.
- Belum pernah hamil sebelumnya.
- Kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Mulai menopause setelah usia 55 tahun.
- Mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun.
- Penggunaan alat kontrasepsi/ terapi hormon setelah menopause.
- Riwayat kanker payudara pada keluarga.
- Riwayat terpapar dengan radiasi.
Diagnosis Kanker Payudara
Untuk mendiagnosis kanker payudara, dokter akan melakukan wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik langsung untuk mendeteksi perubahan pada payudara serta kelenjar getah bening pada ketiak, serta pemeriksaan penunjang, seperti:
- Mammogram atau foto payudara, untuk mendeteksi kelainan pada payudara.
- USG payudara, untuk menentukan benjolan berupa massa padat atau kista yang berisi cairan.
- Biopsi dengan pengambilan sampel jaringan, untuk diperiksa di laboratorium dan menentukan sel yang diperiksa bersifat jinak atau ganas.
- CT scan dan MRI, untuk menentukan ukuran serta penyebaran dari kanker payudara.
Artikel ini merupakan salah satu seri dari kampanye breast cancer awareness bersama RheiCollection dan Lovepink. Ikuti terus kami untuk mengetahui informasi terkait kanker payudara.
Leave a Comment