Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah ada sejak zaman nenek moyang dan leluhur kita di masa lampau. Sebagai warisan budaya yang memiliki nilai dan makna khusus di setiap motifnya, tentu sangat penting bagi kita untuk dapat menjaga dan melestarikannya. Melalui peringatan Hari Batik Nasional, sudah semestinya kita untuk bersama-sama lebih memahami dan memaknai kain batik lebih dalam lagi sebagai wujud pelestarian batik di Indonesia. Pada kesempatan ini, yuk, kita selami lebih lanjut soal sejarah batik dan makna dari motif setiap motif batik Nusantara!
Ragam Motif Batik di Indonesia
Batik memiliki beragam corak dan motif yang memiliki makna tertentu. Setiap motif yang ada pada batik, bisa merepresentasikan lingkungan tempat tinggal hingga menunjukkan status seseorang pada masa kerajaan. Untuk memudahkan penjelasan, kami menjelaskan ragam motif batik di Indonesia berdasarkan klasifikasi lingkungan sosial masyarakat yang terbagi menjadi tiga bagian: (1) Masyarakat Agraris; (2) Masyarakat Pesisir; (3) Kerajaan).
1. Masyarakat Agraris
Motif yang dibuat pada klasifikasi masyarakat agraris ini dibuat oleh komunitas masyarakat daerah yang sering mengambil ilustrasi atau elemen dari lingkungan pegunungan, budaya lokal, hingga penggambaran sosial yang kompleks.
- Motif Gajah Way Kambas
Motif ini menggambarkan salah satu cagar alam budaya dari Lampung, Way Kambas yang merupakan tempat untuk konservasi gajah.
- Motif Burung Cendrawasih
Burung Cendrawasih merupakan simbol dari Bird of Paradise yang merupakan burung endemik dari pulau Papua. Burung Cendrawasih dipercaya memiliki makna untuk menghubungkan bumi dengan surga.
- Motif Kerawang Tegak
Motif ini menggambarkan bagaimana seorang manusia yang memiliki kesadaran atas kehadiran Tuhan. Warna putih melambangkan kemurnian, warna kuning melambangkan kesejahteraan, dan warna hitam melambangkan kekuatan dan ketulusan.
2. Masyarakat Pesisir
Motif batik yang dibuat oleh masyarakat pesisir menggambarkan elemen-elemen lingkungan pesisir dan tradisi lokal yang melekat di daerah sekitar pesisir.
- Motif Pantai Ambon
Sesuai namanya, motif ini menggambarkan dinamisme dan keterbukaan dari masyarakat pesisir di Pantai Ambon.
- Motif Gajah Mungkur
Motif ini dibuat oleh seorang perempuan yang menanti kepulangan sang suami dari perjalanan jauh di perairan. Simbolisasi gajah yang terjebak (mungkur) tersebut diibaratkan sebagai penantian untuk seseorang yang terjebak di dalam hatinya tanpa tahu kapan orang tersebut akan kembali.
- Motif Tikar Natuna
Motif Tikar Natuna merupakan adaptasi dari pembuatan tikar tradisional yang sering dilakukan oleh penduduk di kepulauan Natuna yang telah dilakukan secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang.
3. Batik Kerajaan
Jenis batik yang biasa digunakan oleh kalangan bangsawan dan kerajaan di masa dulu.
- Motif Abimanyu
Motif yang terinspirasi dari seorang ksatria Jawa bernama Pangeran Abimanyu ini diharapkan dapat menularkan semangat kebijaksanaan dan keberanian bagi sang pemakai.
- Motif Kain Cual
Kata Cual merujuk pada kain tenun yang kali pertama ditemukan oleh penduduk Muntok di Bangka Barat. Motif ini menyuratkan elemen corak hewan dan tumbuhan.
- Motif Enggang Dayak
‘’Enggang’’ merupakan bahasa Dayak dari burung Rangkong. Motif ini menyiratkan makna kedekatan penduduk Dayak dengan alam.
Artikel selanjutnya: Dari Tradisional Hingga Kekinian, Begini Kondisi Batik Masa Kini