Supaya Peforma Kerja Optimal dan Terhindar Dari Stres, Cek Lebih Dulu Cara Menghadapi 5 Tipe Atasan Ini

via pexels.com

Dalam dunia kerja, kendala dan tantangan tak hanya datang dari pekerjaan itu sendiri. Melainkan juga dari lingkungan sosialnya. Selain miskomunikasi dengan rekan kerja yang sesekali terjadi, renggangnya hubungan dengan atasan pun menjadi hal yang cukup sering dirasakan oleh para karyawan. Pernah merasakan atau saat ini sedang mengalaminya? Supaya performa kerjamu tetap optimal dan terhindar dari stress di kantor, yuk cari tahu lebih dulu tipe atasanmu beserta cara mengatasinya berikut ini.

1. Micromanager yang melakukan kontrol berlebihan

via freepik.com

Atasan dengan tipe micromanager bisa dikatakan merupakan tipe atasan yang setiap saat memperhatikan dan memeriksa hasil pekerjaan karyawannya. Bahkan seringkali melakukan kontrol secara berlebihan, baik itu secara tatap muka, telepon, maupun email di waktu weekend. Terkadang hal ini bisa ditangkap oleh karyawan sebagai signal ‘perasaan tidak percaya pada karyawannya’. Nah, bagaimana solusi menghadapi tipe bos seperti ini?

Sampaikanlah dengan baik bahwa email dan telepon yang dilakukan  dalam intensitas yang sangat sering itu membuat pekerjaanmu jadi sedikit tertunda. Tanyakanlah, apakah untuk mengetahui progress pekerjaanmu bisa dilakukan weekly. Selain itu, sampaikan juga kalau kamu sangat serius dan akan memberikan performa maksimal dan terbaik dalam menyelesaikan projek yang diberikan.

2. Tipe atasan yang mudah berpikiran negatif

via freepik.com

Pikiran negatif muncul saat sesuatu hal tak berjalan sesuai dengan rencana masih merupakan hal yang wajar dan dialami oleh semua orang, termasuk atasanmu. Tapi, jika atasanmu melakukannya bukan hanya sekali atau dua kali, melainkan mengeluh setiap saat dan bahkan tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang merendahkan kemampuan karyawannya, hal tersebut tentu bisa membuat karyawan merasa stress.

Cara untuk menghadapi pemikiran negatif adalah dengan membalasnya dengan pemikiran positif. Kamu bisa menyampaikan beberapa poin yang kamu rasa sudah berkembang, seperti teamwork yang semakin baik dan performa yang semakin meningkat. Sampaikan juga bahwa kamu percaya pada projek selanjutnya bisa menjadi lebih baik lagi. Satu hal yang harus diingat, jangan meyampaikannya secara agesif, ya.

[su_box title=”Editor’s Pick:”]

Related Post

[/su_box]

3. Terlihat tidak turut andil tapi tetap mengkritisi hasil pekerjaan

via freepik.com

Tipe bos ini seringkali hanya menugaskan karyawan tanpa turut terlibat dalam prosesnya itu sendiri. Dan begitu hasil pekerjaanmu selesai, mereka akan mengkritisinya. Menghadapi tipe atasan seperti ini memang bisa menimbulkan rasa sakit hati maupun sebal, tapi sebaiknya sebelum mengutarakan ketidaknyamananmu dengan gaya kepemimpinannya, bicarakan lebih dulu hal ini secara confidential dengan pihak HRD. Melalui pembicaraan ini, kamu bisa memahami lebih dalam dan punya sudut pandang baru mengenai peran atasanmu di kantor, yang mungkin tak terlihat olehmu selama ini.

4. Clone yang menginginkan karyawannya persis sepertinya

via pexels.com

Tipe atasan clone seringkali mengucapkan kalimat ‘’Coba lakukan langkah seperti yang saya lakukan…’’ ‘’Saya bisa melakukannya, kalian juga pasti bisa…’’ Mereka selalu berpikiran bahwa untuk mencapai kesuksesan, langkah-langkah yang harus diambil oleh karyawannya harus sama seperti yang mereka lakukan. Padahal, pada dasarnya tak semua orang memiliki cara kerja yang sama. Ada orang yang bekerja dengan cara A, dan ada yang dengan cara B. Nah, bagaimana cara menghadapi bos tipe clone ini?

Bicarakan secara langsung dan baik-baik bahwa kamu memahami langkah-langkah urutan yang dilakukannya, tapi utarakan bahwa kamu merasa lebih cocok dengan cara kerjamu. Lalu buktikan hal itu dengan hasil kerja yang sukses. Nantinya, atasanmu pun akan memahamimu.

5. Selalu menyalahkan dan tidak respek

via freepik.com

Jika atasanmu sering menyalahkan atas kegagalan atau ketidaksuksesan projek bersama, yang padahal kesalahan itu juga turut datang darinya, hal ini bisa membuat level stressmu tinggi. Ditambah jika sikapnya tidak respek, seperti sulit mengendalikan emosi dengan mengucapkan kata-kata yang menyakti hati. Cara terbaik mengahadapinya adalah dengan meninggalkan perusahaanmu tersebut. Karena secara keseluruhan, hubungan yang baik serta saling menghargai antara atasan dan karyawan merupakan salah satu kunci kesuksesan perusahaan.

Untuk itu, pastikan kamu memiliki hubungan yang baik dengan rekan maupun atasanmu, ya.

Athiah D Amida: She loves to express herself through writing and art
Related Post
Leave a Comment