Sebelum Dijauhi Followers, Lebih Baik Tinggalkan 7 Kebiasaan Burukmu Ini Di Media Sosial!

Via Freepik.com

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk eksis di dunia maya, selain untuk berbagi kebahagiaan, media sosial juga berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan kebaikan, pengetahuan, dan hal-hal positif lainnya yang pasti berguna untuk banyak orang.

Hal ini juga berlaku sama Rahne Putri, nih. Perempuan yang berprofesi sebagai content creator ini pernah bilanh, “Make sure kalau kita memiliki rekam jejak yang baik di social media,” ia juga menambahkan, bahwa gak semua yang ingin kita share bisa dibagikan di media sosial. Artinya, sebagai pengguna media sosial yang bijak, kita mesti mengontrol diri untuk gak sembarangan mengunggah foto dan pendapat, terlebih perasaan emosional kita yang justru akan menjadi bumerang buat kita. Nah, oleh karena itu ada baiknya nih, untukmu mengurangi kebiasaan mengunggah beberapa hal yang kurang patut di media sosial seperti:

1. Mengeluhkan sikap seseorang dengan mention namanya, atau menyindir seseorang yang menyakitimu

Via Freepik.com

Oke, kamu pernah mengalami sakit hati dengan mantan pacar, teman dekat, atau mungkin rekan kerja. Saking gemasnya, kamu pun menjelek-jelekkannya di media sosial, baik secara langsung dengan mention namanya, atau sekadar menyindir dengan menyebutkan ciri-ciri penampilan seseorang yang mendekati karakter orang tersebut.

Mungkin kamu mengira kejengkelanmu tentangnya akan menghilang setelah kamu menuliskan hal-hal yang buruk alias mempermalukan orang tersebut di media sosial. Padahal, tanpa sadar kamu justru memperburuk imejmu sendiri, girls. Orang yang membaca unggahanmu akan berpikir bahwa kamu adalah orang yang sulit memaafkan orang lain, dengan kata lain kamu itu egois. Maka, jika kamu terus melakukan hal ini, bersiaplah untuk dinilai negatif oleh para pengikutmu.

2. Mengunggah gambar atau kutipan tanpa izin atau tanpa sumbernya, mengklaim karya orang lain sebagai karya sendiri

Beberapa waktu lalu ada kabar menarik dari seniman Indonesia yang diduga melakukan plagiarisme terhadap karya foto dari fotografer kenamaan asal Kanada. Dalam kasusnya tersebut, fotografer Lillian Liu mengunggah kekecewaannya terhadap Miranti Minggar yang membuat gambar yang terinspirasi dari hasil fotonya, tanpa meminta izin terlebih dulu kepadanya.

Pasalnya, Miranti memamerkan karyanya itu dalam sebuah pameran seni di sebuah galeri. Namun, pada akhirnya di lain kesempatan Miranti meminta maaf dan mengakui bahwa ia memang terinspirasi dari karya foto sang fotografer. Semenjak viralnya berita tersebut, para pengguna media sosial yang disebut netizen langsung menyelediki karya Miranti lainnya dan ditemukan beberapa gambar yang terinspirasi dari fotografer lain, hanya saja fotografer itu gak mempermasalahkan hak ciptanya.

Belajar dari kasus Miranti ini, ada baiknya kita memang selalu membubuhkan sumber pada caption, jika kita memang mengunggah foto, gambar, atau kutipan yang dibuat oleh orang lain. Hal ini perlu dilakukan selain sebagai apresiasi karya, juga untuk berjaga-jaga seumpama si pemilik karya kelak mempermasalahkannya. Sebab, gak semua orang bisa terima jika karyanya diunggah orang lain tanpa seizinnya. Meskipun, gak sedikit juga yang terkesan santai saja kalau karyanya dinikmati banyak orang.

[su_box title=”Editor’s Pick:”]

[/su_box]

Related Post

3. Mengunggah gambar dan pendapat yang memancing komentar sexual harassment

Via Freepik.com

Wah, kalau yang ini sih harus banget dihilangkan, girls! Satu hal yang paling perlu kamu sadari, bahwa kini pelaku sexual harassment gak mengenal gender. Para pelaku tersebut bisa saja laki-laki bahkan perempuan. Dalam hal ini, posting-an yang dianggap mampu memancing komentar sexual harassment. Misalnya saja gambar seseorang gak dikenal yang memfokuskan bagian tertentu pada tubuhnya, Masa depan generasi muda Indonesia harus diselamatkan dengan tidak mengunggah hal-hal yang menyangkut pelecehan seksual yang jelas-jelas merugikan dan gak bermanfaat sedikitpun.

4. Membuat candaan yang menyinggung fisik, seksis, dan SARA dalam postingan dan kolom komentar

Meskipun judulnya bercanda, tetap saja menyebalkan jika ada orang yang menyinggung masalah fisik, hal-hal berbau seksis, dan apalagi soal SARA. Gimana gak, girls, orang-orang yang gemar mengeluarkan candaan yang seperti ini, pastilah tanpa mereka sadari telah menyakiti banyak orang. Misalnya saja, mereka mengunggah soal fisik perempuan cantik atau laki-laki jantan yang sesuai dengan standar mereka, sudah pasti orang-orang dengan fisik yang sebaliknya akan merasa bahwa mereka gak cantik dan gak jantan. Hal itu bisa disebut sebagai penghinaan secara halus. Lagipula, orang-orang yang hobi mempersoalkan fisik mestinya mulai aware, bahwa keberhasilan seseorang itu gak melulu bergantung pada kondisi fisik dan penampilan.

Ada juga nih, orang-orang yang sibuk menyinggung SARA. Mereka berpendapat dan berpandangan bahwa golongannyalah yang paling benar, dan golongan lain itu selalu salah. Padahal, setiap orang sudah memiliki prinsip dan ideologinya masing-masing. Kita juga gak berhak memaksakan pendapat dan ideologi kita kepada orang lain. Selain akan memperjelek imejmu jika mengunggah sentimen SARA ini di akun media sosialmu, kamu pun akan dianggap sebagai orang yang gak open minded dan gak menghargai orang lain.

5. Bertengkar dan saling mengejek di kolom komentar, terlebih dalam komentar di unggahanmu

Via Freepik.com

Akan sungguh memalukan jika kamu melakukan hal ini, girls. Selain akan dianggap gak dewasa, kamu juga akan dikira gak bisa memposisikan diri di ruang publik. Daripada kamu ribut dan saling mengejek di media sosial, mendingan kamu berjumpa langsung dengan rivalmu itu dan berdiskusilah di dunia nyata. Sebab, biasanya orang akan lebih memahami suatu permasalahan jika membicarakannya secara langsung melalui pertemuan, daripada hanya saling mengirim pesan singkat yang bisa dibaca banyak orang yang tentunya akan memancing lebih banyak pendapat lain yang akan memusingkan dirimu sendiri.

6. Rutin menceritakan perasaan dan isi hati alias curhat colongan

Marah sedikit, posting di media sosial. Bahagia sebentar, juga langsung mengunggahnya di media sosial. Duh, apa kamu gak bosan melakukan hal yang sama dan itu-itu saja? Sadarlah girls, media sosial itu bukanlah buku diary yang bisa menampung segala kekesalanmu tanpa dilihat satu orang pun. Namanya juga media sosial, berarti akan ada banyak orang yang akan mengetahui segala tindak tanduk yang kamu bagikan di sana.

Selain akan dianggap sebagai seseorang yang berkepribadian gampang mengeluh, lama kelamaan orang lain pasti akan jengah dengan unggahanmu yang selalu melibatkan perasaan di dalamnya. Apa yang kamu bagikan itu juga seringkali gak bermanfaat buat orang lain, girls!

7. Membohongi publik dengan citra diri yang terlalu berseberangan dengan diri aslinya

Via Freepik.com

Memberikan citra diri yang baik di ranah publik itu memang sah-sah saja dan gak perlu dipermasalahkan. Tapi, kalau citra diri yang kamu bagikan adalah yang sangat berseberangan dengan dirimu yang sebenarnya, bersiaplah menerima kenyataan bahwa jumlah followers-mu akan semakin berkurang. Karena, teman-temanmu pasti akan mengira dirimu rela menjadi orang lain demi mendapat simpati dari banyak orang. Mulai sekarang, ada baiknya kamu gak perlu terlalu jaim apalagi berpura-pura menjadi orang yang mendekati sempurna. Sebab, teman yang sejati akan datang padamu ketika kamu berhenti membohongi dunia. Teman yang sesungguhnya akan menerimamu apa adanya tanpa perlu melihat kelebihan yang kamu punya.

Gak ada salahnya untuk tetap menjadi diri sendiri bahkan di media sosial, girls. Hanya saja, kamu perlu menempatkan dirimu secara tepat dimanapun kamu berada. Termasuk ketika berpendapat dan berkarya di media sosial.

Siti Annisa: Bagian dari spektrum!
Related Post
Leave a Comment