Bukannya Gak Boleh, Ini 3 Alasan Mengapa Memberikan Pujian Secara Terus Menerus Tidak Selalu Baik Untuk Si Anak

Acap kali orangtua akan merasa bangga dan memberikan pujian ketika melihat anaknya melakukan suatu hal yang berprestasi. Hal ini memang wajar, karena itu adalah salah satu bentuk rasa syukur sekaligus apresiasi atas keberhasilan yang dicapai oleh sang buah hati. Namun, jangan sampai tindakan ini dilakukan secara berlebihan, Ma. Kenapa? Cari tahu alasannya di bawah ini, yuk.

1. Anak Perlu Belajar Soal Makna Dari Kata Berprestasi Itu Sendiri

Via freepik.com

Apa jadinya jika setiap anak yang diberikan soal matematika tetap mendapatkan pujian meskipun jawaban mereka salah? Tentu hal ini akan mengaburkan konsep dari berprestasi di kepala anak-anak tersebut, bukan?

Apresiasi muncul sebagai bentuk penghargaan atas usaha keras seseorang dalam mencapai sesuatu. Memotivasi anak yang belum mampu melakukan sesuatu boleh-boleh saja, tapi tetap lakukan dengan memberitahukan kelemahan dan kekurangannya. Dengan begitu ia akan tahu bagian apa yang harus diperbaiki. Anak perlu tahu kalau berprestasi bukan berarti mencapai segala hal, tapi berhasil menaklukan kelemahan diri untuk menjadi sosok yang lebih baik.

2. Memberikan Respon Positif Tidak Harus Selalu Dalam Bentuk Pujian

Via freepik.com

Terkadang, menegur anak saat ia melakukan kesalahan adalah cara terbaik untuk mendorongnya berprestasi. Dengan begitu, ia akan tahu apa saja kelemahan yang menjadi hambatan dalam mencapai tujuannya dan mampu menjalani proses perbaikan secara bertahap. Selain itu, cara ini juga akan mempersiapkan ia untuk lebih dalam mengenali potensi yang ada pada dirinya. Tentunya hal ini akan sangat berguna saat ia harus berhadapan dengan berbagai permasalahan ketika ia dewasa kelak.

[su_box title=”Editor’s Pick:”]

Related Post

[/su_box]

3. Kejujuran Berperan Penting Untuk Mengajarkan Ia Menilai Dirinya Secara Objektif

Via freepik.com

Dilansir dari sini, anak yang terbiasa terus menerus mendapat pujian, cenderung ‘haus’ akan pengakuan orang-orang di sekelilingnya ketimbang menjalani sesuatu atas dasar kebahagiaan yang murni. Padalah menjalani sesuatu simply karena itu membuat kita terisi, adalah bentuk dari kebahagiaan sejati.

Bukan berarti memuji anak itu dilarang lho, Ma. Tapi Mama bisa melakukannya dengan objektif agar anak pun dapat memaknai pujian tersebut secara tepat. Beberapa cara memuji yang dianjurkan para ahli psikologi adalah dengan jujur dan nada yang natural. Jangan pernah memuji anak untuk sesuatu yang kita sendiri menganggapnya bukan suatu prestasi, Ma.

Setiap orangtua pasti mempunyai cara masing-masing untuk mendukung anaknya tumbuh menjadi pribadi yang sukses. Memotivasi anak untuk mencapai potensinya secara optimal dan mengingatkannya ketika melakukan kesalahan, adalah salah satunya. Yuk, berikan apresiasi dan peringatan sewajarnya pada si kecil agar ia tangguh menghadapi berbagai tantangan di dunia.

Dewi Nurfitriyana:
Related Post
Leave a Comment