Zaman sekarang, tentu kita sudah jarang menemukan perempuan yang pasif dan gak punya inisiatif. Perkembangan teknologi dan informasi adalah beberapa faktor penyebab hal tersebut terjadi, girls. Berbeda dengan perempuan di masa lalu yang gerakannya banyak dibatasi, sekarang kita bebas mengakses berbagai informasi yang bisa dipakai untuk memperkaya pemikiran kita.
Namun di tengah perjuangan para perempuan untuk menjadi semakin tangguh, kerap kali masih ada permasalahan-permasalahan yang menghampiri. Beberapa problem yang paling sering mencuat adalah soal diskriminasi, banyaknya kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan, kurang dihargainya partisipasi perempuan, terjadinya pernikahan dini yang dipaksakan, dan hal-hal lain yang menyebabkan eksploitasi terhadap perempuan. Semua itu terjadi di keseharian dan sekitar kita, loh. Pasti kamu gak asing dengan istilah ‘catcalling’, kan? Yup, panggilan dari pria pada wanita yang sering dianggap iseng ini, juga merupakan bentuk pelecehan, girls.
[su_box title=”Editor’s Pick:”]
- Smart dan Tangguh, 7 Perempuan Ini Sukses Berkiprah di Dunia Start Up di Indonesia
- Lintas Generasi, 10 Wanita Hebat Ini Terus Menginspirasi Kita Sejak 100 Tahun yang Lalu
- Bukan untuk Orang Lain, Terapkan 9 Poin Ini Agar Kamu Jadi Perempuan yang Lebih Baik Buat Dirimu Sendiri
[/su_box]
Jika terus dibiarkan, tentu ini bukan hal yang baik. Untuk itu, kita gak boleh tinggal diam jika melihat permasalahan terhadap sesama perempuan. Di sini, sikap solidaritas untuk saling menjaga sesama perempuan sangat diperlukan, girls. Dengan begitu, setidaknya ada upaya dari kaum kita sendiri untuk saling mengerti dan melindungi.
Untuk melakukan hal ini, kamu bisa memulainya dengan mengikuti gerakan Women in VR. Ini adalah sebuah gerakan yang peduli dengan isu perempuan. Gerakan #WomeninVR ini mengajak semua masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki untuk memberikan ide-ide yang berkaitan dengan isu perempuan. OmniVR selaku perusahaan penggagas gerakan ini, akan memilih satu ide terbaik untuk dikembangkan menjadi konten VR (Virtual Reality).
Dengan menggunakan VR, masyarakat diajak untuk mengalami berbagai hal yang dialami perempuan secara nyata. Misalnya dengan merasakan bagaimana rasanya PMS atau melahirkan. Contoh lainnya adalah merasakan bagaimana menjadi perempuan yang medapatkan pelecehan seksual di jalan, maupun transportasi umum. Melalui konsep VR yang ada padai kompetisi ini, diharapkan masyarakat akan merasakan empati yang jauh lebih besar dan tahan lama (2-8 minggu). Sehingga, dalam kurun waktu tersebut, masyarakat bisa memikirkan tindakan preventif terhadap pelecehan seksual pada kaum perempuan.
Kegiatan ini terbuka untuk umum, girls. Dengan mengikuti ini, kamu bukan cuma berkesempatan mendapatkan hadiahnya, tapi juga ikut berkontribusi terhadap isu perempuan dan menyelesaikan berbagai masalah di masyarakat. Cek info lebih lanjut di sini, ya. Yuk, ikutan!
Leave a Comment