Sebetulnya menerbitkan buku sekarang ini mudah, lho, karena sudah banyak penerbit indi yang tentunya gak bikin kamu khawatir kalau naskahmu nanti ditolak. Tapi, semua itu hanya akan menjadi mimpi kalau kamu gak memulai untuk menulis. Kalau saat ini kamu dilanda banyak kekhawatiran, kamu perlu tahu hal-hal yang perlu dihindari, supaya naskahmu bisa selesai, girls. Let’s check it out!
1. Perasaan tidak percaya diri dengan menyebut diri bukan penulis
Seseorang yang menulis dan hasil tulisannya telah dibaca minimal satu orang meskipun itu orang tua, adik, kakak, atau saudara sendiri, sudah bisa disebut sebagai penulis, lho. Apalagi kalau sudah berani menguggah tulisanmu ke platform menulis. Seorang penulis pemula pastilah akan melewati satu fase menulis yang paling jelek. Semakin giat berlatih, dan melewati editing maka tulisan itu akan berubah menjadi tulisan yang menarik.
2. Merasa tidak layak menulis sebuah buku
Ketakutan yang penulis alami selanjutnya saat mengalami kegagalan adalah perasaan menyerah dan merasa tidak layak untuk menulis buku. Satu kali naskahnya ditolak penerbit, kemudian tidak mau menulis lagi. But, you know girls? Jadikan kegagalan itu sebuah motivasi untuk menulis lebih bagus lagi, dong. Perbaiki apa yang kurang dari naskahmu sebelumnya. Jangan malas untuk melakukan self-editing!
3. Seorang penulis pasti membutuhkan penerbit
Memang benar, penerbit akan sangat berjasa dalam memasarkan buku kamu. Tapi lihat deh, sekarang banyak toko buku online yang bisa kamu manfaatkan sebagai plaform untuk menjual karyamu. Selain itu, kecanggihan teknologi melalui media sosial dapat pula menjadi alat untuk memasarkan bukumu lho girls. Ada banyak cara untuk menjual buku kamu dan itu tidak harus selalu melalui penerbit.
4. Tapi, kan, menerbitkan buku secara indi juga mahal…
Self-publishing saat ini juga sedang hits lho girls. Mereka menawarkan beragam harga yang bisa kamu bandingkan satu sama lain. Tapi, standarnya adalah kamu harus memiliki modal sebesar Rp 400.000 jika ingin menerbitkan buku melalui penerbit indi. Selain itu ada yang lebih mahal lagi. Seperti poin nomor 3, untuk memasarkannya juga kamu bisa memanfaatkan media sosial, email, situs web dan platform lainnya. Kalau perlu, pasang iklan di Facebook. Keuntungan dari self-publishing adalah kamu bisa mendesain segalanya sesuai dengan yang kamu mau.
5. Menulis buku itu keuntungannya hanya sedikit
Maka dari itu, berusahalah untuk menulis sesuatu yang menarik, berbeda, dan unik. Itu bisa menjadi poin paling yang dicari oleh penerbit mayor. Bisa jadi nanti bukumu masuk kedalam kategori best seller. Mau kan? Jadi teruslah menulis dan jangan cepat menyerah, ya girls.
6. Saat memulai menulis, pasti butuh banyak ide
Tidak perlu berates-ratus ide untuk memulai menulis. Bisa jadi apa yang kamu lakukan sehari-hari justru bisa menjadi ide keren kalau kamu mampu mengolahnya dengan baik. Jangan takut untuk menggunakan ide-ide kecil yang ada disekitarmu girls. Eksplorasi dan tulis hal-hal detail yang menurutmu bisa dijadikan inspirasi. Writer’s block gak akan datang kalau kamu punya catatan-catatan ide yang tersimpan dalam jurnalmu.
7. Tidak punya banyak waktu untuk duduk diam menulis
Menulis membutuhkan konsistensi. Kalau kamu bilang bahwa kamu tidak punya waktu untuk menulis, maka kamu hanya perlu memulainya. Luangkan waktu untuk menulis setidaknya satu jam setiap hari. Lakukan itu rutin, ya girls. Kalau kamu mampu menulis 500 – 1.000 kata dalam satu jam, berarti jika dalam 30 hari kamu bisa menulis sekitar 30.000 kata. Bukankah itu hal yang bagus? Yang terpenting adalah konsisten dan fokus!
Gak ada lagi alasan untuk kamu tidak memulai menulis. Jangan sampai rasa malas merajai dan akhirnya membuat naskahmu yang sudah setengah jalan itu menjadi terbengkalai. Semangat girls!
Leave a Comment