Akhir-akhir ini anak muda sedang digandrungi demam backpacking. Baik backpacking di dalam negeri maupun luar negeri. Tidak hanya dikalangan pria saja, banyak wanita yang juga menyukai aktivitas yang satu ini. Bahkan sebagian dari wanita ini berani memutuskan untuk menjadi solo backpacker, girls!
Dari semua pilihan destinasi wisata luar negeri, mengunjungi Jepang dengan solo backpacking merupakan pilihan yang sangat direkomendasikan. Mulai dari mudahnya sarana transportasi hingga keamanan, Jepang memang tujuan destinasi yang ramah bagi wanita. Berikut alasannya.
1. Solo Backpacker ke Jepang? Tenang, Semua Aman!
Jepang juga dinobatkan sebagai salah satu negara yang aman. Kamu tidak akan sulit menemukan anak-anak sekolah dasar berpergian sendirian dengan bus. Atau berangkat ke sekolah hanya bersama teman-teman sebaya saja.
Di tempat ini, kamu dapat merasakan sensasi tenang dan ‘lega’ sejenak dengan sedikit kekhawatiran. Buanglah jauh-jauh perasaan takut kecopetan, ditipu, dan takut diculik. Beberapa solo backpacker bahkan sempat membandingkan beberapa kota di Jepang dengan kota-kota lain di dunia.
Para solo backpacker ini lebih merasa aman tinggal di Jepang. Bahkan di kota-kota metropolitan di negara mereka sendiri. Oleh sebab itu, solo backpacking ke Jepang rekomendasi banget buat menguji adrenalin kaum perempuan.
2. Akses Transportasi Cepat dan Mudah Dijangkau
Dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya, Jepang adalah salah satu negara dengan akses transportasi yang mudah. Kamu dapat pergi ke mana saja dengan naik apa saja. Mulai dari bus lokal hingga shinkansen, semuanya dapat dengan praktis kamu dapatkan.
Banyak wisatawan yang mendapatkan kesan ‘dingin’ saat menginjakkan kakinya di Jepang. Namun, nggak perlu khawatir, girls ,Jepang termasuk salah satu negara yang ‘aman’. Saat sedang melakukan perjalanan pun, kamu akan menemukan perilaku penduduk lokalnya yang unik.
Misalnya saja jika seseorang tak sengaja menyenggolmu saat membaca lokasi di smartphone atau peta. Mereka akan buru-buru mengucapkan sumimasen (bermaksud untuk meminta maaf). Mereka juga tidak segan-segan untuk membantumu jika tersesat maupun kebingungan.
3. Penduduk yang Ramah
Jepang adalah salah satu negara maju dengan teknologi yang canggih namun dengan budaya yang tetap dijunjung tinggi. Penduduk Jepang sangat bangga dengan budayanya. Mereka sangat menghargai masa lalu dan menjadikannya pelajaran.
Bahkan, saat mengunjungi The Hiroshima Peace Memorial Museum, kamu dapat merasakan sensasi merinding dan trauma. Namun setelah itu, kamu dapat menikmati indahnya bunga sakura. Atau turut merayakan hanami (menonton pemandangan dengan bunga-bunga cantik yang bermekaran).
Jika kamu sedang beruntung, kamu dapat ditawari untuk makan bersama dengan penduduk lokal yang ada disana. Seperti halnya dengan kisah seorang solo backpacker yang tidak sengaja memotret penduduk lokal dan mereka kemudian menyadarinya.
Cewek solo backpacker ini kemudian berkata “kanpai” (cheers) sembari tersenyum. Tak disangka, penduduk lokal Jepang ini justru mengundang backpacker asing ini untukmakan bersama. Hihihi, seru, ya!
4. Berlatih Mengatur Keuangan
Berbagai kelebihan dan fasilitas yang mumpuni di Jepang ternyata tidak sebanding dengan biaya hidupnya yang membuat dompet menangis. Jika dirupiahkan, kamu dapat mengeluarkan puluhan ribu (beberapa diantaranya hingga mencapai ratusan ribu) hanya untuk membeli makanan.
Begitupula dengan posisimu sebagai solo backpacker disana yang membuatmu harus pintar-pintar mengelola uang. Nggak lucu kan, jika kamu tiba-tiba kehabisan uang dan bingung harus berbuat apa.
Akomodasi adalah bagian yang paling banyak menghabiskan uang ketika solo backpacker-an ke Jepang. Pilihlah untuk tinggal di hostel dibandingkan dengan hotel tradisional disana. Selain jauh lebih murah, hostel – hostel di Jepang juga tak kalah dalam memberikan pelayanannya.
Salah satu tempat menginap favorit bagi wisatawan di Jepang adalah Japanese Ryokan di Kyoto dengan dinding-dinding kamar yang cantik dan kasur yang empuk. Untuk kamar bersama anggaran yang dihabiskan kurang lebih Rp 300 ribu an. Sedangkan untuk private room budget yang harus dikeluarkan kurang lebih Rp 700 ribu – Rp 1 juta rupiah.
Jika kamu ingin menambah teman dan memperluas relasi dari negara-negara lain, kamu dapat memilih kamar bersama. Atau, kamu juga dapat merasakan sensasi capsule hotel dengan biaya sekitar Rp 500 ribuan per sembilan jamnya, girls!
5. Tempat yang Damai untuk Refleksi Diri
Di Jepang, banyak sekali kuil-kuil dan tempat bersembahyang yang sangat damai dan menyejukkan.Tempat-tempat religius ini cocok banget untuk dikunjungi solo backpacker. Kita dapat berintrospeksi diri sembari menikmati syahdunya suasana sendirian.
Ada sebuah kuil kecil yang menjadi favorit para solo backpacker untuk dikunjungi. Kuil tersebut ramai dikunjungi untuk tempat bersembahyang penduduk lokal. Terutama saat mereka dalam perjalanan pulang kerja.
Pada umumnya wisatawan asing duduk-duduk disekitar kuil sembari mengamati mereka. Melihat kehidupan manusia di belahan bumi yang lain menjadikan kita untuk menjadi lebih introspeksi. Bahkan, jika kamu memiliki kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Jepang, kamu dapat bertukar pikiran dengan mereka.
Berbicara dengan orang asing dengan paradigma yang berbeda membuatmu memiliki pikiran yang terbuka. Pemikiran yang tenang dan mau mendengarkan orang lain membuatmu menjadi pribadi yang lebih bijaksana.
Solo backpacker juga mengajarkanmu tentang pelajaran kehidupan yang tidak akan kamu temukan di buku-buku. Berusaha tenang saat kepanikan melanda, mengontrol emosi, dan mengasah pengambilan keputusan. Menjadi solo backpacker juga mengajarkanmu untuk bertindak cepat tanpa tergesa-gesa.
Menjadi solo backpacker juga mengajarkanmu menjadi pribadi yang tangguh dan kuat. Sudahkah kamu siap untuk menghadapi tantangan solo backpacking yang mendewasakan?
Leave a Comment