Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah ada sejak zaman nenek moyang dan leluhur kita di masa lampau. Sebagai warisan budaya yang memiliki nilai dan makna khusus di setiap motifnya, tentu sangat penting bagi kita untuk dapat menjaga dan melestarikannya. Melalui peringatan Hari Batik Nasional, sudah semestinya kita untuk bersama-sama lebih memahami dan memaknai kain batik lebih dalam lagi sebagai wujud pelestarian batik di Indonesia. Pada kesempatan ini, yuk, kita selami lebih lanjut soal sejarah batik dan makna dari motif setiap motif batik Nusantara!
Batik Erat Kaitannya dengan Perkembangan Agama
Beberapa literatur menyebutkan sejarah batik di Indonesia memiliki kaitan erat dengan masa-masa kerajaan kuno dan perkembangan agama Islam. Batik telah menjadi tradisi yang biasa dikenakan oleh keluarga kerajaan, tepatnya pada masa kerajaan Majapahit yang kemudian diteruskan oleh kerajaan-kerajaan berikutnya seperti kerajaan Mataram hingga kerajaan Yogyakarta.
Batik Hanya Boleh Dipakai Kalangan Keluarga Raja & Bangsawan
Sebagai salah satu tradisi penting dalam lingkungan kerajaan, batik pada masa kerajaan kuno hanya digunakan oleh kalangan keluarga raja dan beberapa bangsawan khusus. Lambat laun, banyak masyarakat biasa yang kemudian ingin mengembangkan kesenian batik sebagai bentuk pengabdian dengan keraton atau bangsawan kerajaan hingga akhirnya seni batik mulai dikembangkan oleh masyarakat.
Dari Batik Tulis hingga Batik Cap
Jenis batik yang dihasilkan pada masa kerajaan kuno adalah batik tulis, yang lambat laun mulai berkembang menggunakan jenis batik cap. Bahan pewarna yang digunakan untuk kain batik tradisional sendiri berasal dari tumbuh-tumbuhan yang bisa menghasilkan warna alami. Beberapa tumbuhan yang sering digunakan sebagai pewarna antara lain pohon mengkudu, soga, nila, dan tinggi.
Selain menyebutkan bahwa batik di Indonesia telah hadir sejak masa kerajaan. sumber lain menjelaskan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman nenek moyang terdahulu tepatnya pada abad ke-17 yang pewarnaan kainnya pada masa itu menggunakan daun lontar. Motif yang ditemukan pada batik kuno didominasi dengan motif hewan dan tumbuhan yang kemudian berkembang menjadi motif relief abstrak, wayang kuno, candi, dan sebagainya.
Pekerjaan membatik sendiri banyak dilakukan oleh perempuan, terutama perempuan rumah tangga yang memiliki waktu luang. Proses pembuatan batik kuno sendiri memakan waktu yang cukup lama, yakni antara dua hingga tiga bulan pengerjaan.
Lambat laun pengerjaan batik tidak hanya dilakukan oleh kalangan wanita, sejak kemunculan batik cap yang diperkenalkan oleh seorang keturunan Tionghoa dari Banyumas bernama Kweng See, produksi batik semakin muda dilakukan bahkan bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat dari batik tulis.
Punya Kemiripan dengan Jenis Kain Lainnya
Kain batik sendiri seringkali dikaitkan memiliki kemiripan dengan tenun, songket, dan jumputan, pada empat hal tersebut berbeda dari segi teknik pembuatannya. Motif kain batik dibuat di atas kain menggunakan canting dan malam. Sedangkan untuk kain jumputan, kain yang telah digambar motif lalu diikat menggunakan tali rafia.
Songket dibuat dengan menggunakan benang yang dirangkai hingga membentuk motif geometrik tertentu. Terakhir, kain tenun dilakukan dengan membelah benang yang membujur sepanjang kain yang akan ditenun untuk kemudian diikat menggunakan tali rafia.
Artikel Selanjutnya: Ternyata Motif Batik Dapat Diketahui Melalui 3 Penggolongan Ini.
Leave a Comment