Mengapa Sebaiknya Kita Gak Terlalu Berharap? 4 Fakta Ilmiah Ini Akan Menjawabnya

via pexels.com

Pernah nggak sih merasa kecewa karena terlalu berharap? Sudah memimpikan banyak hal tapi kenyataannya nol besar. Gimana rasanya? Sedih? Kecewa? Sadar gak kalau kekecewaan yang kita rasain seringkali berawal dari besarnya ekspektasi yang kita punya. Kita boleh aja kok berekspektasi. Tetapi bersikap terlalu berharap bukanlah hal yang bagus buat mental kita. Penasaran kenapa?

1. Ekspektasi Berlebih Membawa Hasil Pekerjaan yang Buruk

via pexels.com

Kita selalu dituntut oleh lingkungan untuk menentukan bagaimana tujuan kita akan berakhir. Hal ini membuat kita selalu membayangkan ekspektasi berlebih pada suatu pekerjaan yang kita kerjakan. Kita semakin ingin segala sesuatu berakhir sesuai dengan bayangan kita: semua pekerjaan selesai pada hari itu, nilai TOEFL yang memuaskan, dan pertemuan yang berjalan lancar.

Sayangnya sebagai manusia kita nggak bisa memprediksi segalanya. Dalam teori psikologi ekspektasi, ketika kita mulai terlalu berharap pada suatu hal, hasil yang buruk justru kita peroleh. Kita bakal selalu menilai hasil pekerjaan maupun kejadian yang kita harapkan sebagai sesuatu yang buruk.

2. Makin Rendah Ekspektasi, Semakin Bagus Pula Produktivitas yang Dihasilkan

via pexels.com

Dalam teori psikologi ekspektasi juga dijelaskan: semakin kita merendahkan ekspektasi, semakin bagus pula hasil yang akan diraih. Dengan cara ini, kita akan merasa lebih bahagia dalam mengerjakan sesuatu. Ini terjadi karena kita merasa lebih lepas dan gak tertekan.

[su_box title=”Editor’s Pick:”]

Related Post

[/su_box]

3. Makin Berlebihan Ekspektasi, Makin Susah Bahagia

via pexels.com

Semakin tinggi ekspektasi yang kita pasang, makin susah pula kita untuk bahagia. Coba deh untuk menurunkan ekspektasi kamu dan rasakan hati yang damai melingkupimu. Dengan cara mengurangi ekspektasi yang berlebihan, bahagia akan semakin mudah diraih.

4. Ekspektasi Kita Terhadap Orang Lain Adalah Sesuatu Diluar Kontrol

via pexels.com

Kita nggak bisa meminta orang lain untuk berperilaku sesuai dengan apa yang kita inginkan. Lagipula, mengharapkan hal ini merupakan sesuatu yang mustahil. Kita cuma bisa merubah sikap kita saja terhadap orang yang diekspektasikan tersebut. Untuk kasus tertentu, seorang peneliti asal harvard membolehkan ekspektasi terhadap orang lain. Hal ini berlaku untuk meningkatkan motivasi. Seorang bos yang memberi ekspektasi pada karyawan dinilai akan membuat karyawan lebih serius bekerja. Tentu saja hal ini dilakukan dengan catatan: jangan memasang ekspektasi terlalu tinggi.

Ekspektasi memang bagus kok untuk memberi semangat bagi kita. Namun, terlalu berlebihan melakukannya justru membuat segala hal yang kita lakukan jadi kacau. Psikologi ekspektasi menyarankan kita untuk tetap memasang  ekspektasi pada porsi yang pas. Gimana, sudah menurunkan kadar ekspektasi sampai berapa persen nih?

Izzul Millati:
Leave a Comment